3.1 Analisis Deskriptif Response Rate Tracer Study

3.1.1 Response Rate Tracer Study

Hasil Tracer Study selama tahun 2015-2022 menunjukkan tren response rate yang meningkat setiap tahunnya. Dari total populasi alumni dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebanyak 548 lulusan di tahun 2021, ada 533 lulusan (97%) dapat dihubungi dan mengisi kuesioner, sedangkan 15 (3%) responden dapat dihubungi namun tidak kunjung mengisi kuesioner.

3.1.2 Jumlah Responden Berdasarkan Program Studi

Secara keseluruhan response rate tracer study FMIPA 2022 adalah 97%. Dari 6 Program Studi yang dilacak, ada 1 Program Studi yang mencapai response rate 100% yaitu S1 Pendidikan Kimia dan 5 Program Studi yang lain memiliki response rate di atas 90%. Tidak terdapat satu pun program studi yang memiliki persentase response rate di bawah 50% yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

3.1.3 Jumlah Responden Berdasarkan Gender

Secara keseluruhan hasil tracer study menunjukkan bahwa proporsi responden perempuan lebih banyak dari responden laki-laki. Grafik perbandingan jumlah berdasarkan gender disajikan pada Gambar 3.2. Perbedaan mencolok terlihat pada seluruh Program Studi, seperti yang terlihat dalam gambar bahwa S1 Pendidikan Kimia yang memiliki persentase responden laki-laki sebesar 16% dan responden perempuan sebesar 84%.

3.1.4 Jumlah Responden Berdasarkan Aktivitas Utama

Berdasarkan aktivitas utama, responden dibedakan menjadi responden bekerja, berwirausaha, studi lanjut, dan tidak bekerja yang selanjutnya untuk wirausaha dan studi lanjut disebut sebagai responden berkarya dengan komposisi 61% responden bekerja, 4% responden wirausaha, 20% responden studi lanjut dan 15% responden tidak bekerja sebagaimana dideskripsikan pada Gambar 3.3.

3.1.5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang dan Aktivitas Utama

Berdasarkan jumlah responden berdasarkan jenjang dan aktivitas utama yang disajikan pada Gambar 3.4 di bawah ini, responden bekerja memiliki proporsi yang paling tinggi untuk semua jenjang dibandingan dengan aktivitas utama lainnya. Proposi responden tidak bekerja masih cukup tinggi terlihat pada Program S1 Kimia. Profil wirausaha cenderung rendah di setiap Program Studi, sedangkan profil studi lanjut didominasi oleh lulusan Program Studi S1 Farmasi.

3.2 Analisis Deskriptif Pengalaman Studi

Tracer study lulusan 2021 menggali informasi terkait pengalaman studi responden yang meliputi data sumber pembiayaan selama kuliah, keaktifan berorganisasi, persepsi tentang metode pembelajaran yang dialami, persepsi penguasaan dan kepentingan terhadap kompetensi yang didapatkan selama kuliah, dan data responden yang berkarir di level internasional.

3.2.1      IPK Responden Berdasarkan Program Studi

Data IPK untuk masing-masing program studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan bahwa rata-rata lulusan memiliki IPK 3.53. Program Studi D3 Analis Kimia dan Profesi Apoteker memiliki nilai rata-rata IPK tertinggi, yaitu
3.65. Data IPK berdasarkan program studi dirangkum pada Tabel 3.3 dan Grafik 3.5 berikut.

.

3.2.2 Sumber Pendanaan Biaya Kuliah

Informasi sumber pendanaan biaya kuliah disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Data terkait sumber pendanaan biaya kuliah menunjukkan bahwa hampir secara menyeluruh (88%) responden menggunakan sumber dana dari biaya sendiri/keluarga.

Adapun informasi terkait sumber beasiswa yang diperoleh responden pada saat kuliah dapat ditunjukkan pada Gambar 3.6. Dari responden yang mendapatkan beasiswa, proporsi yang paling tinggi adalah beasiswa PPA (5%), sisanya bersumber dari beasiswa perusahaan/swasta dan lainnya.

3.2.3 Keaktifan Organisasi Selama Kuliah

Hasil Tracer Study lulusan 2021 dalam tingkat keaktifan organisasi dari responden dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dan menunjukkan hasil yang cenderung tinggi. Tingkat keaktifan organisasi responden selama kuliah untuk masing-masing program studi disajikan pada Gambar 3.7.

Data keaktifan organisasi di masing-masing program studi menunjukkan bahwa responden yang dominan aktif adalah lulusan dari Program Studi Statistika yang mencapai 50% seperti yang ditunjukkan pada Grafik 3.7 berikut.

3.2.4  Penilaian Metode Pembelajaran

Menurut responden pada metode ceramah di kelas dan praktikum menempati posisi tertinggi dengan capaian 42%. Informasi ini disajikan pada Tabel 3.6 berikut

Secara lebih detail hasil penilaian metode pembelajaran untuk masing-masing program studi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah berdasarkan tingkat penekanan masing-masing. Secara umum pola yang terbentuk hampir sama antar program studi.

3.3 Analisis Deskriptif Kompetensi

3.3.1 Analisis Deskriptif Tingkat Kepentingan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

Gambaran penilaian responden terhadap tingkat kepentingan komptensi di dunia kerja berdasarkan program studi disajikan pada Tabel 3.4. Berdasarkan program studi, secara umum responden merasa bahwa kompetensi yang ditetapkan oleh DIKTI sangat penting di dunia kerja namun terdapat beberapa program studi yang menilai bahwa untuk kompetensi penggunaan teknologi informasi dalam kategori sedang.

Tabel 3.7 Tingkat Kepentingan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

3.3.2     Analisis Deskriptif Tingkat Penguasaan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

Gambaran penilaian responden terhadap tingkat penguasaan kompetensi di dunia kerja berdasarkan program studi disajikan pada Tabel 3.8. Berdasarkan program studi, secara umum responden merasa bahwa 7 kompetensi yang ditetapkan oleh DIKTI sangat dikuasai didunia kerja.

Tabel 3.8 Tingkat Penguasaan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

3.3.3 Gap Kepentingan dan Penguasaan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

Gambaran penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dan tingkat penguasaan kompetensi di dunia kerja yang kemudian diolah menjadi skor/nilai gap kompetensi berdasarkan program studi. Rangkumannya disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Gap Kepentingan & Penguasaan Kompetensi Berdasarkan Program Studi

3.3.4 Analisis Deskriptif Responden Bekerja

Bagian ini menjelaskan informasi hasil tracer study lulusan 2021 terkait responden dengan aktivitas utamanya adalah bekerja. Berbagai informasi yang ditelusuri adalah proses responden mendapatkan pekerjaan, masa tunggu, rata-rata pendapatan, kesesuaian bidang pekerjaan dengan tingkat pendidikan dan bidang studi, jenis dan ukuran tempat kerja, aktivitas utama tempat kerja, serta sebaran tempat responden bekerja.

3.3.5 Proses Memperoleh Pekerjaan

3.3.5.1 Masa Mulai Mencari Pekerjaan

Secara keseluruhan jumlah responden bekerja adalah 323 responden. Hasil tracer study seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.10. Jika dilihat lebih jauh pada Gambar 3.10, 72% lulusan memulai proses tersebut dalam rentang waktu 0-3 bulan. Hal ini bisa jadi mengindikasikan kesiapan lulusan untuk memasuki dunia kerja.

3.3.5.2 Cara Mencari Pekerjaan

Informasi mengenai cara responden mencari pekerjaan disajikan pada Tabel

3.11. Berdasarkan Tabel 3.11, dapat diketahui bahwa cara responden mencari pekerjaan pertama memiliki variasi yang cukup tinggi. Secara umum, dua cara yang paling sering digunakan di semua jenjang adalah melalui dihubungi oleh perusahaan dan melalui penempatan kerja atau magang. Selain itu, membangun jejaring (network) sejak masih kuliah juga menjadi alternatif yang dipilih oleh responden Diploma, Sarjana, dan Profesi.

Tabel 3.11 Cara Responden Mencari Pekerjaan Berdasarkan Program Studi

3.3.5.3 Jumlah Perusahaan Dilamar, Merespon Lamaran, dan Mengundang Wawancara

Secara keseluruhan, responden bekerja di semua jenjang mengajukan lamaran dengan jumlah rata-rata 6 lamaran untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Lamaran paling banyak dari responden Diploma dan Sarjana, sedangkan yang paling sedikit adalah dari responden program Doktor. Informasi lengkap untuk semua jenjang disajikan pada Tabel 3.12.

3.4 Masa Tunggu Lulusan

3.4.1 Masa Tunggu Lulusan Bekerja Berdasarkan Program Studi

Masa tunggu lulusan bekerja dirangkum berdasarkan program studi yang disajikan pada Tabel 3.13. Persentase tertinggi masa tunggu lulusan bekerja dalam kurun waktu 0- 3 bulan untuk masing-masing program studi adalah lulusan dari Profesi Apoteker (69%), S1 Pendidikan Kimia (48%), S1 Farmasi (47%), S1 Statistika (38%), S1 Kimia (29%), dan D3 Analisis Kimia (25%).

Tabel 3.13 Masa Tunggu Lulusan Bekerja Berdasarkan Program Studi

Sebagaimana disajikan pada Tabel 3.13, rata-rata keselurusan masa tunggu lulusan bekerja yaitu

3.1 bulan. Rata-rata masa tunggu lulusan yang paling cepat untuk masing-masing program studi adalah lulusan Profesi Apoteker 1,9 bulan, lulusan S1 Farmasi 2,2 bulan, lulusan S1 Statistika 3,1 bulan, lulusan S1 Pendidikan Kimia 3,3 bulan, lulusan S1 Kimia 4,1 bulan, dan lulusan D3 Analisis Kimia 4,1 bulan seperti disajikan pada Tabel 3.14 berikut

3.4.2 Masa Tunggu Lulusan Berkarya Berdasarkan Program Studi

Berdasarkan Tabel 3.15, lulusan Program Studi dengan tingkat persentasi berkarya tertinggi dalam rentang waktu 0-3 bulan adalah lulusan S1 Farmasi (91%), Profesi Apoteker (72%), S1 Pendidikan Kimia (59%), S1 Kimia (48%), S1 Statistika (42%), dam D3 Analisis Kimia (38%), serta hampir semua program studi memiliki lulusan dengan masa tunggu 0-3 bulan.

Tabel 3.15 Masa Tunggu Lulusan Berkarya Berdasarkan Program Studi

3.5 Pendapatan Responden

3.5.1 Rata-rata Pendapatan Responden

Data pendapatan di sini termasuk bonus/tunjangan dan pendapatan dari sumber lainnya. Rata-rata total pendapatan responden bekerja dapat dilihat pada tabel 3.17 yaitu sebesat Rp 3.356.197. Jika dilihat berdasarkan rata-rata pendapatan responde, tinggi rata-rata pendapatan yang diterima tergolong variatif. Pendapatan tertinggi ada di Program Studi Profesi Apoteker yang merupakan jenjang pendidikan tertinggi.

3.6 Keselarasan Vertikal dan Keselarasan Horizontal

3.6.1 Keselarasan Vertikal Berdasarkan Program Studi

Tingkat keselarasan dikategorikan menjadi tiga, yaitu tinggi, sama, dan rendah. Tabel3.18 berikut adalah data tingkat keselarasan vertical untuk masing-masing program studi. Berdasarkan tabel 3.18 dapat disimpulkan bahwa responden cenderung memilih keselarasan vertikal pada tingkat sama yaitu sebesar 84%.

3.6.2 Keselarasan Horizontal Berdasarkan Program Studi

Tingkat keselarasan horizontal diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tabel 3.19 berikut adalah data tingkat keselarasan horizontal untuk masing-masing program studi. Berdasarkan tabel 3.19 dapat disimpulkan bahwa responden cenderung memilih keselarasan horizontal pada tingkat rendah yaitu sebesar 60%.

3.6.3 Alasan Responden Mengambil Pekerjaan yang Tidak Sesuai dengan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Program Studi

Meskipun Skor Tertinggi yaitu sebesar 8% ada pada pernyataan B1 yang menyatakan bahwa Pertanyaan tidak sesuai, pekerjaan saya seakrang sudah sesuai dengan pendidikan saya namun ada beberapa responden yang menjawab pada pernyataan lain. Berikut merupakan beberapa alasan responden mengambil pekerjaan yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan yang disajikan pada tabel 3.20. Skor tertinggi selanjutnya yaitu sebesar 5% ada di pernyataan B4 dan sebesar 3% ada di pernyataan B12.

3.7 Jenis dan Ukuran Tempat Kerja Responden

3.7.1 Jenis Tempat Kerja Responden

Jika dilihat berdasarkan jenis tempat kerja responden seperti pada Tabel 3.21, maka disimpulkan perusahaan swasta yaitu sebesar 64% mendominasi tempat bekerja alumni dari semua pogram studi, kemudian disusul instansi pemerintah sebesar 15%.

3.7.2 Ukuran Tempat Kerja Responden

Program Studi dengan tingkat persentasi tertinggi yang bekerja di perusahaan multinasional adalah S1 Pendidikan Kimia sebesar 22%, selisih sedikit dengan S1 Kimia, S1 Statistika dan D3 Analisis Kimia. Informasi tersebut disajikan pada tabel 3.22 berikut.

3.7.3 Aktivitas Utama Tempat Kerja Responden

Berdasarkan tujuh belas aktivitas utama tempat kerja responden pada Tabel 3.23, responden jurusan farmasi (Profesi Apoteker dan S1 Farmasi) memiliki rata-rata aktivitas utama tempat kerja berada di bidang kesehatan yaitu sebesar 31%. Kemudian selanjutnya dari 17 aktivitas utama tempat kerja, Program Studi S1 Statistika, S1 Kimia dan D3 Analis Kimia memiliki rata-rata aktivitas utama tempat kerja di bidang lainnya yaitu sebesar 19% dan disusul oleh S1 Pendidikan Kimia yang beraktivitas di bidang pendidikan sebesar 10%.

3.7.4 Analisis Deskriptif Responden Berwirausaha

Bagian ini menjelaskan analisis deskriptif responden dengan aktivitas utama berwirausaha yang meliputi alasan responden berwirausaha, waktu yang dibutuhkan untuk memulai wirausaha, sumber dan jumlah modal, bidang usaha, skala usaha, izin usaha, serta jumlah karyawan, dan laba bersih usaha.

3.7.5 Alasan Responden Berwirausaha

Alasan responden berwirausaha dideskripsikan pada Tabel 3.24. Secara umum, alasan utama responden berwirausaha adalah passion atau keinginan pribadi (K1). Tiga alasan yang lain yaitu karena bebas atau tidak terikat (14%), cita-cita (13%), dan membuka lapangan pekerjaan baru (13%).

3.7.6 Masa Tunggu Responden Wirausaha

Jika dilihat dari waktu responden memulai usaha, diketahui 71% responden cenderung memulai berwirausaha sesudah lulus kuliah dengan kurun waktu 0-3 bulan. Deskripsi masa tunggu responden wirausaha disajikan pada tabel berikut.

Adapun masa tunggu responden wirausaha dideskripsikan bahwa sebesar 71% berwirausaha dalam kurun 0-3 bulan, 6% dalam kurun 4-6 bulan, 12% dalam kurun 10- 11 bulan dan 12% dalam kurun lebih dari sama dengan 12 bulan.

Adapun rata rata masa tunggu responden wirausaha berdasarkan program studi (bulan) disajikan pada Tabel 3.26 berikut.

3.8 Sumber Modal

Berdasarkan data sumber modal berwirausaha, diketahui bahwa mayoritas responden mendapatkan sumber modal dari investor (D1) sebesar 39% dan pribadi/tabungan (D3) sebesar 39%. Berikut adalah sumber modal responden wirausaha berdasarkan Program Studi yang diuraikan pada tabel 3.27.

3.8.1  Modal Usaha

Jika dilihat berdasarkan jumlah modal usaha, diketahui jumlah modal terbesar berasal dari Program Studi S1 Statistika yaitu sebesar Rp 100.000.000.000 seperti disajikan Tabel 3.28 berikut

Berdasarkan data di atas, rata-rata modal usaha yang dibutuhkan responden berdasarkan program studi yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu sebesar Rp 10.025.780

3.8.2 Bidang Usaha

Tabel 3.29 menunjukkan sebagian besar bidang usaha responden bergerak di bidang Aplikasi (K2) dan Keuangan (K9).

3.8.3 Skala Usaha

3.8.3.1 Skala Usaha Responden Berdasarkan Program Studi

Berdasarkan skala atau ukuran usaha, skala usaha responden terbagi menjadi 3 bagian yaitu skala lokal, nasional, dan multinasional. Sebagian besar usaha responden berada di skala lokal yaitu sebesar 82%. Skala usaha responden dapat diketahui pada sajian table 3.30 dan gambar berikut.

3.8.3.2     Laba Usaha Responden Berdasarkan Program Studi

Berdasarkan data laba usaha diketahui rata-rata laba responden wirausaha adalah sebesar Rp 4.700.080. Data tersebut disajikan dalam table 3.31 berikut.

3.9 Izin Usaha

Secara umum, responden wirausaha yang memiliki izin usaha adalah sebesar 59%. Program Studi yang memiliki izin usaha 100% adalah S1 Statistika. Selengkapnya dapat dilihat pada table 3.32 dan gambar 3.18 berikut.

3.10         Analisis Deskriptif Responden Studi Lanjut

Bagian ini menjelaskan hasil tracer study terkait responden denga aktivitas utama studi lanjut. Berbagai informasi yang ditelusuri adalah alas an responden melanjutkan studi, masa tunggu responden studi lanjut, kesesuaianbidang ilmu studi lanjut, dan sumber biaya studi lanjut.

3.10.1 Alasan Utama Responden Menempuh Studi Lanjut

Tabel 3.33 menunjukkan alasan utama responden melanjutkan studi, dan diketahui bahwa sebanyak 69% responden menempuh studi lanjut dikarenakan ingin meningkatkan kompetensi dan kualifikasi diri.

3.10.2 Masa Tunggu Responden Studi Lanjut

Responden memerlukan waktu rata-rata 0-3 bulan untuk melanjutkan studi. Informasi terkait masa tunggu responden studi lanjut digambarkan pada Gambar 3.20 berikut.

3.10.3 Kesesuaian Bidang Ilmu Studi Lanjut dengan Bidang Ilmu Sebelumnya

Gambar 3.27 menunjukkan kesesuaian bidang ilmu studi lanjut dengan bidang ilmu di jenjang sebelumnya. Disimpulkan bahwa responden mengambil bidang ilmu yang sesuai sebesar 97%.

3.10.4 Sumber Biaya Studi Lanjut

Data sumber biaya studi lanjut menunjukkan mayoritas responden melanjutkan studi dengan biaya sendiri / keluarga sebesar 93% dan disajikan pada table 3.35 berikut.

3.11 Analisis Deskriptif Responden Tidak Bekerja

3.11.1 Alasan Utama Responden Tidak Bekerja

Secara keseluruhan, jumlah responden tidak bekerja adalah 159 dari total responden. Alasan utama responden tidak bekerja paling banyak dikarenakan masih mencari pekerjaan (73%). Sedangkan untuk responden yang menjawab alasan lainnya, dikarenakan sedang meyiapkan untuk studi lanjut dan sebagian lainnya berencana untuk berwirausaha. Informasi ini dapat dilihat pada Tabel 3.36.

3.12 Analisis Cluster

Analisis cluster merupakan suatu metode analisis yang bertujuan mengelompokkan sekumpulan obyek ke dalam sejumlah kelompok berdasarkan ukuran kemiripan antar obyek tersebut (Hair, Anderson, Babin, & Black, 2000). Analisis cluster terdiri dari dua jenis, yaitu hirarki dan non hirarki. Perbedaan mendasar dari kedua jenis analisis cluster tersebut ialah pada pembentukan jumlah kelompok.

Analisis cluster hirarki merupakan metode analisis cluster yang berusaha membangun hierarki kelompok (Baby & Sasirekha, 2013). Strategi untuk membentuk kelompok pada analisis cluster hierarki umumnya terbagi menjadi dua yaitu agglomerative dan divisive. Pemrosesan agglomerative yaitu setiap obyek dianggap sebagai kelompok yang terpisah, kemudian dua kelompok yang memiliki kesamaan/kemiripan digabungkan menjadi kelompok baru, dan begitulah Langkah selanjutnya. Sementara itu, proses divisive dimulai dari kelompok besar yang terdiri dari semua obyek, kemudian obyek dengan perbedaan/ketidakmiripan tertinggi dipisahkan dari kelompok besar dan begitu seterusnya. Pada analisis cluster non-hierarki dimulai dengan menentukan jumlah kelompok yang ingin dibentuk, kemudian proses pengelompokan dapat dijalankan tanpa mengikuti proses yang terjadi pada metode hierarki (Sulastri , Usman, & Syafitri, 2021).

3.13 Analisis Jalur

3.13.1 Sumber Data, dan Variabel

Sampel penelitian yaitu 1404 alumni UII jenjang D3-Sarjana-Profesi yang lulus pada tahun 2021 dan telah bekerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer tracer alumni UII, meliputi 6 variabel yang dikategorikan. Variabel-variabel tersebut yaitu program studi/Prodi (PRD), IPK, keaktifan berorganisasi selama kuliah (ORG), masa mendapatkan pekerjaan (PKR), masa tunggu lulusan bekerja (TGU), tingkat keselarasan horizontal (HRZ). Keterangan data untuk masing-masing variabel ditampilkan pada Tabel 3.37.

3.13.2 Validasi Profilisasi Cluster Berdasarkan Program Studi

Karakteristik atau profilisasi cluster alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia berdasarkan program studi dapat diringkas dan disajikan pada table 3.38 berikut.

3.14 Hasil dan Pembahasan Survei Kepuasan Penguna Lulusan

3.14.1 Tren Response Rate Tracer Study

Capaian response rate Survei Kepuasan Pengguna Lulusan dihitung berdasarkan jumlah responden yang berpartisipasi dibagi dengan total responden yang bisa dihubungi. Jika dilihat lebih rinci pada Tabel 3.39, ada tiga prodi yang mendapatkan capaian net response rate minimal 50%, yaitu S1 Farmasi. Program Studi selanjutnya yang memiliki capaian response sebesar 39% adalah S1 Pendidikan Kimia, kemudian D3 Analisis Kimia sebesar 27%, S1 Kimia sebesar 21%, S1 Statistika sebesar 18% dan Profesi Apoteker sebesar 11%.

3.15 Hasil Penilaian Pengguna Terhadap Kompetensi Lulusan

3.15.1 Tingkat Kepentingan Kompetensi Berdasarkan Penilaian Pengguna Lulusan

Kegiatan penilaian tingkat kepentingan terhadap 7 (tujuh) kompetensi lulusan menurut persepsi pengguna diukur dengan menggunakan skala Likert 1-4 (1: sangat tidak penting; 4: sangat penting). Berikutnya rata-rata hasil penilaian kepentingan terhadap kompetensi dikelompokkan sesuai dengan rentang penilaian sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini. Secara umum, hasil penilaian Pengguna Lulusan menganggap bahwa seluruh kompetensi yang dinyatakan semuanya masuk pada kategori sangat penting.

3.15.2 Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Kompetensi Lulusan

Secara umum Pengguna Lulusan merasa sangat puas dengan penguasaan kompetensi lulusan dengan nilai rata-rata adalah 3.93. Jika dilihat lebih rinci, diketahui kompetensi yang berada pada skala puas hanya pada kompetensi Bahasa Inggris, sedangkan enam kompetensi lainnya ada pada rentang nilai sangat puas. Selain itu, hasil survei menunjukkan bahwa aspek Etika menjadi basis keunggulan utama lulusan UII menurut persepsi Pengguna.

3.15.3 Evaluasi Gap Kepentingan dan Kepuasan Kompetensi Berdasarkan Hasil Penilaian Lulusan

Gap tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan terkait kompetensi yang dinilai pengguna lulusan memberikan makna akan adanya perbedaan antara kondisi ideal yang diharapkan dengan kondisi aktual yang dirasakan. Semakin besar gap tersebut, maka semakin besar pula tingkat ketidakpuasan yang dirasakan, dan begitu pula sebaliknya. Secara umum, Pengguna menilai bahwa tingkat penguasaan kompetensi lulusan masih di bawah ekspektasi. Hal ini mengisyaratkan perlu adanya upaya yang lebih sistematis untuk meningkatkan kompetensi lulusan, khususnya terkait dengan aspek kemampuan Bahasa asing. Kecuali pada kompetensi etika yang menunjukkan penilaian berada di atas harapan pengguna.

3.16 Hasil Penilaian Pengguna Terhadap Kompetensi Lulusan Berdasarkan Program Studi

3.16.1 Hasil Penilaian Pengguna Terhadap Kompetensi Lulusan Berdasarkan Persentase

Berikut adalah data persentase tingkat kepentingan dan kepuasan pengguna lulusan untuk masing-masing kompetensi dengan kategori sebagai berikut; SP=Sangat Penting/Puas, P=Penting/Puas, CP=Cukup Penting/Puas, KP=Kurang Penting/Puas.

Untuk kompetensi etika, rata-rata user menjawab bahwa kompetensi tersebut sangat penting. Hampir semua usernya menjawab kompetensi etika sangat penting yaitu sebesar 89% dan 11% nya lagi menjawab penting. Namun tidak ada sama sekali user yang menjawab kompetensi etika cukup penting ataupun kurang penting. Artinya,kompetensi tersebut memang dianggap penting, bahkan sangat penting bagi user. Kemudian untuk tingkat kepuasan, diketahui bahwa kebanyakan user mengatakan sangat puas dengan kompetensi etika lulusan UII sebesar 58%. Hanya saja masih terdapat program studi yang lulusannya belum memuaskan atau hanya cukup memuaskan user terkait kompetensi etikanya, yaitu S1 Kimia mendapatkan 14% dari usernya mengatakan cukup puas dan S1 Statistika mendapatkan 11% dari usernya mengatakan kurang puas.

3.16.2 Pola Penilaian Pengguna Terhadap Kompetensi Lulusan

Secara umum, terdapat beberapa pola dari hasil penilaian Pengguna terhadap kompetensi lulusan di masing-masing program studi yang terangkum dalam gambar di bawah ini. Pola pertama, ketika garis berwarna kuning (nilai rata-rata kepuasan) berada di luar, dan garis berwarna biru (nilai rata-rata kepentingan) berada di dalam, di mana hal ini mengindikasikan bahwa kompetensi lulusan sudah sesuai atau melebihi kebutuhan pengguna. Pola kedua, ketika garis berwarna biru (nilai rata-rata kepentingan) berada di luar, dan garis berwarna kuning (nilai rata-rata kepuasan) berada di dalam, maka hal ini mengindikasikan bahwa kompetensi yang dimiliki lulusan masih belum dapat memenuhi kebutuhan Pengguna. Pola ketiga adalah kedua garis saling berhimpitan, yang menunjukkan tidak ada gap antara penilaian tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan pengguna lulusan.

3.16.3 Hasil Penilaian Kepuasan Pengguna Terhadap Tujuh Kompetensi Borang APT Dikti

Tabel di bawah ini menunjukkan hasil penilaian kepuasan pengguna lulusan terhadap tujuh kompetensi yang terdapat di dalam instrumen borang Akreditasi Program Studi dengan menggunakan 4 skala (1=kurang, 2=cukup, 3=baik, dan 4=sangat baik).

3.17 Hasil Penilaian Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Lulusan

3.17.1 Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Lulusan Berdasarkan Program Studi

Secara umum tingkat kepuasan pengguna terhadap lulusan UII berada pada tingkat “puas” dan “sangat puas”. Untuk jenjang studi dengan skor rata-rata kepuasan tertinggi di masing-masing jenjang adalah lulusan S1 Farmasi (3.7).

3.18 Saran dan Masukan dari DUD

3.18.1 Pendahuluan

Sampel yang digunakan adalah semua isian dari user (pengguna alumni) yang menjawab di kuisioner sebanyak 188 responden. Berdasarkan pertanyaan yang diberikan, Sebagian besar pengguna lulusan mengharapkan untuk menerima alumni UII dibandingkan alumni dari perguruan tinggi yang lain, hal ini disajikan pada table berikut.

Dari table di atas, sebanyak 154 (82%) dari user mengharapkan untuk menerima alumni UII dibandingkan alumni dari perguruan tinggi yang lain. Hal ini merupakan salah satu capaian yang bagus bagi UII untuk terus dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas Pendidikan yang diterapkan.

3.18.2       Analisis Data

Penilaian terhadap alumni UII oleh para pengguna lulusan, dilihat dari frekuensi terbanyak adalah

(1) baik (2) cukup, dan (3) ditingkatkan. Kemudian untuk komponen yang dinilai oleh para pengguna lulusan apabila dilihat dari frekuensi terbanyak yaitu

(1) kemampuan, (2) bahasa inggris, dan (3) kompetensi. Secara umum para pengguna lulusan merasa puas dengan alumni UII.

Latar Belakang Tracer Study dan Survei Kepuasan Pengguna Lulusan

Lulusan atau alumni merupakan produk akhir dari sebuah proses yang ada di suatu perguruan tinggi. Salah satu penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kualitas perguruan tinggi adalah dengan melihat reputasi alumninya di tengah masyarakat dan di dunia kerja. Berbagai kiprah alumni yang berhasil di dalam karirnya, akan berdampak positif terhadap peningkatan reputasi UII di mata masyarakat.

Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan, baik dari sisi sikap, karakter, maupun kompetensi lulusan. Salah satu misi luhur UII adalah menghasilkan para calon pemimpin yang akan turut serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa persaingan di dunia kerja juga semakin kompetitif dan semakin dinamis. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang diterapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), yang mana kebijakan ini berorentasi pada pemberian ruang pembelajaran luar kampus yang berujung pada meningkatnya kemampuan dan kompentensi penunjang karir saat mahasiswa lulus sehingga membantu tingginya tingkat keterserapan dunia kerja atau pun wirausaha. Oleh karenanya, Kemdikbudristek melalui Dikti memberlakukan pengukuran indikator kinerja utama bagi perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang adaptif dengan basis luaran yang lebih kongkret, yang salah satunya melihat keterserapan dan kiprah lulusan. Lebih spesifik lagi bahwa indikator ini dijadikan alat ukur implementasi kebijakan MBKM. Untuk itu, UII secara institusional memiliki tanggung jawab dan komitmen penuh untuk dapat mempersiapkan dan memastikan lulusan yang dihasilkan akan mampu berkarya di dunia nyata.

Selain itu, urgensi utama dari pelaksanaan Tracer Study dan Survei Kepuasan Pengguna, Lulusan juga berkaitan dengan perubahan persyaratan untuk re-akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi. Di mana salah satu syarat untuk mendapatkan peringkat unggul dibutuhkan berbagai data hasil Tracer Study, seperti masa tunggu lulusan serta kesesuaian bidang studi dan tingkat pendidikan dengan pekerjaan yang digeluti. UII juga memiliki kepentingan untuk mengukur ketercapaian beragam kompetensi yang diharapkan dapat menunjang lulusan untuk berkiprah di tengah masyarakat dan mewujudkan lulusan yang rahmatan li’alamin sesuai dengan cita-cita luhur UII. Untuk itu diperlukan adanya suatu mekanisme untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana kompetensi yang sudah dibentuk tersebut, bisa dirasakan dampak dan manfaatnya oleh masyarakat secara umum dan pelaku Dunia Usaha dan Industri (DUDI) secara khusus.

Salah satu mekanisme yang bisa digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi tersebut adalah melalui umpan balik dari para alumni dan pengguna lulusan yang dapat digali melalui kegiatan Tracer Study dan Survei Kepuasan Pengguna Lulusan. Salah satu isu utama yang digali dari kegiatan ini adalah tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan atau tingkat penguasaan terkait kompetensi utama yang ada di instrumen kuesioner DIKTI, meliputi aspek hardskill dan softskill. Baru kemudian dianalisa sejauh mana gap kompetensi yang terjadi antara tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan.

Hasil dari kegiatan survei ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam kegiatan evaluasi kurikulum yang berlaku, sejauh mana desain kurikulum yang digunakan mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan portofolio mahasiswa, peningkatan kualitas proses pembelajaran, dan hal penunjang lainnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh lulusan UII mampu berkiprah di bidangnya masing-masing, mengingat semakin meningkatnya tren angka pengangguran terdidik.

Secara umum, demi mewujudkan kualitas lulusan sebagaimana yang diharapkan, UII tentu membutuhkan berbagai masukan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan di masa datang. Kepentingan utama dari pelaksanaan Tracer Study dan Survei Kepuasan Pengguna Lulusan adalah untuk memperoleh berbagai informasi penting mengenai hubungan proses pendidikan tinggi dengan karir lulusan setelah lulus dari
perguruan tinggi, menilai relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, memenuhi berbagai persyaratan akreditasi perguruan tinggi baik pada level nasional maupun internasional sebagai bagian dari penjaminan kualitas UII, serta umpan balik bagi mahasiswa, orang tua, pengajar, dan pemangku kepentingan lainnya di Perguruan Tinggi.

Tujuan dan Manfaat Tracer Study

Tujuan utama dari kegiatan Tracer Study dan Survei Kepuasan Pengguna Lulusan adalah untuk mendapatkan umpan balik dari alumni dan pengguna terkait pengalaman belajar di UII dalam rangka mengevaluasi kualitas outcome yang dihasilkan, serta relevansi desain kurikulum yang ditawarkan dengan kebutuhan dunia industri. Survei ini juga ditujukan untuk mendukung proses akreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional untuk seluruh program studi di lingkungan UII. Umpan balik yang didapatkan, diharapkan bisa menjadi input untuk pengembangan kurikulum secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari upaya penjaminan kualitas UII. Melalui survei ini diharapkan juga akan memberikan gambaran kebijakan strategis yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan lulusan agar mampu bersaing dengan bekal kompetensi yang memadai di dunia nyata sehingga dapat mendorong keterserapan lulusan. Data hasil Tracer Study juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu basis data alumni yang juga harus senantiasa dimutakhirkan.
keterserapan lulusan. Data hasil Tracer Study juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu basis data alumni yang juga harus senantiasa dimutakhirkan.

KONSEP DASAR

Tracer Study dan Survei Pengguna Lulusan merupakan studi penelusuran yang dilakukan kepada lulusan perguruan tinggi dalam rangka mendapatkan umpan balik dari Lulusan dan Pengguna Lulusan untuk kepentingan evaluasi hasil pembelajaran di perguruan tinggi, yang merupakan bagian dari peningkatan kualitas lembaga pendidikan tinggi. Sesuai dengan peraturan DIKTI terbaru, pelaksanaan Tracer Study dilakukan kepada alumni yang telah lulus satu tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa dari Belmawa Ristekdikti belum ada ketentuan khusus yang mengatur secara spesifik terkait metodologi pelaksanaan Survei Kepuasan Pengguna Lulusan. Demi memastikan hasil survei bisa dijadikan input yang relevan dan tepat sasaran untuk evaluasi kurikulum, sejak tahun 2019 UII menggunakan metode yang sama dengan Tracer Study di dalam menentukan target responden Survei Pengguna Lulusan, yaitu atasan langsung dari target responden Tracer Study.

Dalam survei ini, satu responden dari pengguna lulusan dimungkinkan untuk memberikan penilaian lebih dari sekali apabila alumni UII yang bekerja dengan atasan yang sama lebih dari satu orang. Hal ini dikarenakan satu kuesioner didesain untuk menilai kompetensi dari satu alumni secara spesifik. Untuk lulusan studi lanjut, yang diminta untuk menilai kompetensi lulusan tersebut adalah dosen pembimbing akademik/pengampu mata kuliah/pembimbing tugas akhir yang memiliki pengalaman berinteraksi secara langsung dengan alumni, sehingga punya dasar di dalam memberikan penilaian.

Metodologi Tracer Study

Teknik Pengambilan Data

Sumber data Tracer Study adalah data primer hasil isian kuesioner dari para responden. Target responden yang menjadi populasi Tracer Study ini adalah seluruh lulusan tahun 2021 (n-1) sebagaimana kebijakan terbaru dari Kemdikbud. Pengambilan data Tracer Study dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara daring yang menyasar seluruh lulusan yang menjadi target responden (sensus). Proses penggalian umpan balik dari para target responden dilakukan secara daring melalui laman website tracer.uii.ac.id.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data Tracer Study yang digunakan, yaitu:

1) Analisis deskriptif, untuk melihat persentase, kategorisasi, dan rerata.

2) Importance Performance Analysis (IPA), untuk membandingkan kepentingan dan penguasaan kompetensi yang dituangkan dalam bentuk kuadran.

3) Analisis jalur (path analysis) untuk melihat pola hubungan antar variabel.

4) Clustering untuk analisis pengelompokan.

5) Analisis regresi untuk melihat pengaruh variabel antar variabel.

5) Analisis regresi untuk melihat pengaruh variabel antar variabel.

Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan Tracer Study terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu pra pelaksanaan, pelaksanaan, dan pasca-pelaksanaan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1. Pada tahap pra-pelaksanaan terdapat tiga aktivitas utama yang dimulai dengan pembentukan Tim Pelaksana, yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Kemudian dilakukan pembentukan Tim Call Center, Tim Analisis Data, Tim Penyusunan Laporan, dan Tim Surveyor. Tim Surveyor adalah tim yang terdiri dari perwakilan target responden dari masing-masing program studi yang ditunjuk oleh Tim Pelaksana untuk menjembatani proses komunikasi dengan para target responden.

Berikutnya dilanjutkan dengan persiapan kuesioner dan database lulusan 2021. Setelah itu dilakukan sinkronisasi instrumen kuesioner dan database responden ke dalam sistem website tracer.uii.ac.id. Kemudian dilakukan workshop peningkatan kapasitas tim pelaksana yang meliputi workshop pengenalan instrumen, simulasi pengisian kuesioner, dan pemahaman peran dan tugas tim pelaksana. Pada tahapan ini, tim juga menyiapkan surat kebutuhan administrasi formal, seperti surat pengantar dan permohonan kesediaan berpartisipasi dalam Tracer Study, dan berbagai atribut sosialisasi kegiatan Tracer Study. Pada tahap pelaksanaan dilakukan tiga kegiatan utama, yaitu

1) sosialisasi kegiatan dengan cara mendistribusikan poster dan video melalui berbagai kanal media sosial;

2) pengumpulan data secara online;

3) proses monitoring progress pengambilan data.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Hasil Tracer Study lulusan 2021 menunjukkan 85% responden berkarya. Dengan komposisi 61% responden bekerja, 4% responden berwirausaha, 20% responden melanjutkan studi, dan sisanya belum bekerja. Secara komposisi gender responden menunjukkan data yang signifikan, yaitu laki-laki 16% dan perempuan 84%. Data menunjukkan bahwa lebih dari 95% responden memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3.00. rata-rata lulusan FMIPA memiliki IPK 3.53. Ini menunjukkan bahwa lulusan mayoritas lulusan memiliki prestasi akademik yang baik. Sebanyak 43% responden mendapatkan pekerjaan dalam waktu kurang dari 3 bulan, sedangkan persentase responden yang mendapatkan pekerjaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan ada sekitar 34%. Namun demikian, masih ada sekitar 24% lulusan yang mendapatkan pekerjaan lebih dari 6 bulan. Masa tunggu kerja yang cepat dianggap sebagai parameter kualitas lulusan yang baik. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, memiliki keahlian sesuai bidang ilmu, serta memiliki pengalaman dalam menghadapi tes wawancara ternyata berkaitan erat dengan masa tunggu kerja lulusan. Kemampuan komunikasi yang baik dalam hal berbahasa inggris dan penguasaan teknologi yang dibarengi dengan pengalaman berorganisasi akan meningkatkan kemampuan lulusan dalam hal kerja sama tim yang berguna di dunia kerja.

Lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha menunjukkan kualitas lulusan yang baik, terlebih lagi usaha yang dibangun dapat berjalan dengan segera setelah kelulusan. Ini menunjukkan bahwa keterampilan berwirausaha yang dimiliki mampu terimplementasi dengan baik dan cepat. Sebanyak 58% responden memulai usaha dalam kurun waktu 0-3 bulan. Lulusan dengan tingkat pendidikan yang tinggi berpotensi untuk memulai usaha dengan lebih cepat sebesar 72%. Ini menunjukkan bahwa pengalaman berwirausaha sangat penting untuk mengembangkan bisnis yang dijalani..

Kompetensi lulusan dipengaruhi banyak hal. Hasil tracer study menemukan bahwa capaian akademik (IPK), keaktifan organisasi, dan jenjang pendidikan secara bersamaan dapat menjelaskan kompetensi. IPK menjadi unsur yang paling besar pengaruhnya terhadap kompetensi bidang ilmu. Ini menunjukkan bahwa prestasi dan pencapaian akademik berperan penting dalam membangun kualitas keterampilan aplikasi bidang ilmu. Keaktifan organisasi juga membantu lulusan dalam meningkatkan kompetensi bidang ilmu. Ini menunjukkan bahwa kegiatan non- akademik ternyata secara signifikan mendukung kompetensi akademik. Selanjutnya adalah jenjang pendidikan. Ini menunjukkan bahwa melanjutkan studi dapat menambah keahlian lulusan pada bidang ilmu yang ditekuni..

Secara umum responden memberikan penilaian baik terhadap kinerja dosen terutama dari segi mengajar. Namun demikian, responden mengharapkan diperbanyak lagi dosen-dosen yang sangat kompeten di bidangnya, sehingga akan sangat sesuai dengan apa yang diajarkan. Secara umum, responden berharap metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen lebih divariasikan lagi agar proses pembelajaran tidak membosankan. Kemudian, responden mengharapkan lebih menggabungkan proses pembelajaran teori dan praktik yang mengikuti perkembangan zaman guna mempersiapkan diri memasuki dunia kerja/masyarakat luas..

Dalam hal kurikulum, secara umum responden menilai bahwa kurikulum yang diterapkan di kampus sudah cukup baik. Namun demikian, responden mengharapkan mahasiswa lebih banyak lagi diberikan projek. Responden menyatakan bahwa perlu diwajibkannya program magang sebelum tugas akhir guna mengembangkan kompetensi diri sebagai bekal sebelum terjun kedunia kerja. Selain itu, responden mengharapkan adanya penekanan untuk segi praktik di lapangan sesuai konsentrasi minat dan perlu adanya penambahan terkait bahasa Inggris dalam hal pembiasaan berbicara..

Dari segi tugas akhir, responden menilai sistem yang digunakan saat ini sudah lebih baik dan dapat menambah wawasan. Namun, responden mengharapkan pihak jurusan juga ikut memantau progres mahasiswa yang terhambat lulus hanya karena skripsi. Responden menilai bahwasanya skripsi tidak terlalu berdampak bahkan justru menghambat. Selain itu, responden juga mengharapkan perlu adanya pedoman yang jelas terkait aturan dan penulisan skripsi. Dari segi pembimbing, responden menilai kinerja dosen pembimbing sudah baik namun responden mengharapkan dosen pembimbing bisa membantu mengarahkan mahasiswa mengenai tugas akhirnya dengan arahan yang jelas dan jangan menyulitkan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Kemudian, responden mengharapkan mahasiswa diajarkan untuk mencari ide baru yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian untuk tugas akhir agar tidak monoton.
Responden mengharapkan adanya peningkatan kinerja staf dalam memberikan pelayanan baik secara daring ataupun luring agar mahasiswa tidak ketinggalan akan informasi. Selanjutnya, banyak responden yang merasa perlu di tambahkannya staff tenaga pendidikan terutama bagian akademik untuk mempermudah dalam urusan administrasi jika ada kendala dengan bagian akademik.