Adab Bertetangga Dalam islam

Oleh : Muhamad Chabiburrohmad

 

Sebagai seorang muslim yang hidup dalam lingkungan masyarakat, sudah sewajarnya kita harus dapat saling menjaga kerukunan dan keharmonisan kepada tetangga sekitar. Universitas Islam Indonesia telah banyak mengajarkan kepada kita tentang arti penting silaturahim dan adab bertetangga yang baik. Menurut Imam Al-Ghazalii, terdapat 12 adab dalam bertetangga yang dianjurkan. Adapun 12 adab tersebut adalah:

1.         Mendahului berucap salam

Sebagai umat muslim kita diajurkan untuk saling mengawali atau mendahului dalam hal berucap salam dengan saudara muslim yang lain. Apabila diantara kita bertemu atau melewati kerumunan orang yang sedang berkumpul, baiknya kita berucap salam “assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” kepada orang tersebut. Insya Allah doa yang kita panjatkan kepada orang lain, nantinya akan kembali juga kepada kita. Selain itu, saling berucap salam juga dapat menjaga silaturahim dan hubungan baik kepada tetangga disekitar kita. Berucap salam baiknya harus kita tanamkan kepada anak-anak sedini mungkin, sehingga sikap ini akan selalu membekas dan tertanam didalam jiwa anak-anak yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.         Tidak berlama-lama dalam berbicara

Adab ini juga baiknya kita terapkan dalam kehidupan bertetangga, karena jika kita berlama-lama dalam berbicara maka menyebabkan timbulnya prasangka buruk dari lawan bicara kita. Selain itu, tujuan dari adab ini adalah meminimalisir atau menghindari adanya ghibah yang nantinya malah dapat menimbulkan fitnah. Sehingga untuk menghindari ghibah, baiknya kita selaku umat muslim dapat berbicara secukup dan seperlunya saja sesuai dengan keperluan. Meskipun pembicaraan berjalan singkat, yang terpenting silaturahim tetap dapat berjalan baik kepada tetangga kita.

3.         Tidak banyak bertanya

Kondisi di lingkungan masyarakat membuat kita selalu senantiasa berinteraksi dengan banyak orang, baik itu orang yang lebih tua, maupun orang yang usianya jauh lebih muda. Terkadang kita melontarkan beberapa pertanyaan untuk sekedar menjalin komunikasi dan silaturahmi. Akan tetapi, kita juga harus menjaga adab untuk tidak terlalu banyak dalam bertanya. Karena jika kita terlalu banyak bertanya, nantinya justru akan menimbulkan kesan terlalu ingin tahu terhadap kondisi seseorang. Sehingga untuk menghindari hal-hal tersebut, baiknya kita cukup bertanya sesuai dengan kebutuhan informasi yang kita perlukan.

4.         Menjenguk tetangga yang sakit

Apabila terdapat tetangga yang sedang mengalami sakit, baiknya kita bersilaturahmi dan menjenguk tetangga atau saudara kita. Tujuannya supaya orang yang sedang sakit tersebut dapat sedikit terhibur atas kedatangan kita, dan tentunya kita harus senantiasa mendoakan kesembuhan baginya, tanpa harus memandang status sosial pihak yang sedang sakit. Karena sejatinya, kehidupan bertetangga yang rukun dan harmonis tercipta tanpa adanya pembeda diantara kita.

5.         Berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah

Sebagai umat muslim yang hidup bertetangga, sudah sewajarnya kita harus saling menghormati dan mengasihi diantara tetangga. Salah satu contohnya adalah ketika ada tetangga yang sedang mengalami musimah kematian anggota keluarganya, kita wajib melakukan kunjungan takziah serta mendoakan kebaikan bagi orang yang meninggal.

Selain itu, kita juga perlu memberikan perhatian dan menghibur bagi keluarga yang telah ditinggalkan. Karena dengan tindakan semacam ini, maka silaturahim akan tetap terjaga antar tetangga.

6.         Ikut bergembira atas kegembiraan tetangga

Sedangkan ketika saudara ataupun tetangga kita sedang diuji dengan kebahagiaan, alangkah baiknya kita sebagai umat muslim untuk ikut berbahagia serta saling memberikan ucapan selamat atas suatu keberhasilan yang telah dicapai. Jangan sekalipun kita merasa susah dengan suatu keberhasilan seseorang, terutama saudara dan tetangga kita. Justru kita harus dapat saling support atas keberhasilan yang diraih. Karena sikap semacam ini akan menghindarkan diri kita dari sifat iri dan dengki yang itu justru akan merusak hubungan dalam bertetangga.

7.         Berbicara dengan lembut kepada anak tetangga

Adab yang ketujuh ini berkaitan dengan tutur kata yang santun dan lembut. Kita wajib memberikan contoh yang baik terhadap anak-anak kita, salah satu contohnya adalah dengan selalu berucap dan bertutur kata yang lembut. Bahkan terhadap anak tetangga pun, kita harus senantiasa berbicara yang lembut supaya tidak terjadi salam paham antara orangtua si anak dan diri kita.

8.         Saling memaafkan kesalahan ucap

Kita sebagai umat manusia normal tentunya tidak lepas dari sikap salah dan khilaf, oleh karena itu sudah sepantasnya kita wajib memberikan maaf atas segala bentuk salah maupun khilaf yang terucap dari tetangga kita. Begitupun sebaliknya, jika dirasa ucapan kita ada yang salah dan membuat tidak berkenan. Baiknya tetangga juga harus dapat memberikan maaf kepada kita. Secara umum kita diwajibkan untuk saling memaafkan antara saudara dan tetangga kita.

9.         Menegur secara halus ketika berbuat kesalahan

Jika ada diantara tetangga tetangga kita yang melakukan perbuatan salah, alangkah baiknya kita cukup menegurnya secara halus dan tidak perlu menegur dengan nada yang tinggi. Karena jika kita menegur dengan nada yang tinggi, nantinya justru akan membuat hubungan semakin memanas dan memungkinkan terjadinya permasalahan baru. Apapun kesalahan maupun masalah yang dihadapi, baiknya dibicarakan dengan kondisi kepala dingin antara kedua belah pihak.

10.   Menundukkan mata dari memandang istri tetangga

Apabila kebetulan kita bertemu dengan istri tetangga, maka cukup pandanglah dengan cara menundukkan kepala. Hal ini dilakukan supaya kita terhindar dari segalam macam fitnah dan juga godaan setan yang sering kali muncul. Dengan begitu, kita tetap dapat menjalin silaturahmi dan juga menjaga pandangan mata dari istri tetangga.

11.   Memberikan pertolongan ketika diperlukan

Tetangga merupakan saudara terdekat dikehidupan kita, apabila kita dalam kondisi tertimba musibah, sakit, dan sebagainya. Pastilah orang pertama yang akan datang dan memberikan pertolongan adalah tetangga terdekat kita. Oleh sebab itu, sudah sewajarkan kita pun juga harus selalu memberikan pertolongan apabila tetangga kita memerlukan bantuan kita. Karena didalam kehidupan kita tidak akan pernah tau dengan apa yang akan terjadi dikemudian hari, jadi mari berlomba-lombalah dalam hal kebaikan dan tolong menolong.

12.   Tidak terus menerus memandang pembantu perempuannya

Adab yang terakhir ini perlu kita jaga baik-baik, karena banyak hal negatif bermula dari pandangan mata. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut, kita perlu meminimalkan pandangan kepada pembantu perempuan kita. Supaya kita dijauhkan dari hal-hal negatif dan juga godaan setan yang tentunya tidak kita harapkan.

Dari 12 adab tersebut tentunya kita dapat belajar tentang pentingnya untuk menjaga silaturahim dan kerukunan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga sudah sepantasnya kita harus saling menghargai, saling menghormati, dan mengasihi diantara tetangga sekitar kita. Hal yang tidak kalah penting dalam menjaga kerukunan didalam masyarakat adalah dengan menghindari berprasangka buruk terhadap saudara atau tetangga kita. Hal ini juga dijelaskan dalam Al- Qur’an (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12) yang kurang lebih artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayangii.

Berdasarkan ringkasan ayat dan adab diatas, dapat disimpulkan bahwa Islam sangatlah mengedepankan hubungan baik dengan sesama. Silaturahmi dan kerukunan antar sesama umat Islam harus dapat terjalin dengan baik. Dengan begitu, negara ini akan senantiasa terjalin hubungan yang rukun dan sejahtera.

Identitas Penulis

Saya Muhamad Chabiburrohmad lahir di Sleman pada tanggal 4 Februari 1986, anak pertama dari 3 bersaudara. Memiliki seorang istri dan dikaruniai 2 orang anak yang sholeh dan sholehah. Saya mengawali kerja di Universitas Islam Indonesia pada tahun 2011 sebagai staf Prodi Profesi Apoteker, selanjutnya tahun 2015 sampai dengan saat ini saya diamanahi sebagai staf Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.

Daftar Pustaka