Bekerja Sebagai Ibadah Dengan Ikhlas Menurut Pandangan Islam

oleh : Kuntoro Haryanto

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wabarakatuh.

Dalam Kesempatan ini saya akan menyampaikan sedikit kajian tentang bekerja sebagai ibadah dengan ikhlas. Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halala thayiban termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian bekerja adalah ibadah dan menjadikan kebutuhan setiap umat manusia. Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam. Rasulullah, para nabi dan para sahabat adalah para professional yang memiliki keahlian dan pekerja keras. Jika kita ingin mencontoh mereka maka yakinlah diri kita juga telah mempunyai profesi dan semangat bekerja keras. Satu langkah setelah meyakini memiliki profesi maka wajib hukumnya kita untuk bekerja keras. InsyaAllah kita akan di limpahkan rezeki yang halal sekaligus pahala atas ibadah pekerjaan yang kita lakukan. Melengkapi bekerja keras dan professional adalah praktek bersikap dan berprilaku mencontoh Rasulullah yaitu Sifat Siddiq, Fatonah, Amanah dan Tabligh agar kita diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq adalah dapat di percaya dan jujur. Sifat Fathonah adalah harus pintar. Sifat Amanah adalah melaksanakan tugas yang dibebankan dan tabligh adalah mampu melakukan komunikasi yang baik. Wujud dari kita bekerja selain mendapatkan rezeki halal adalah pengakuan dari lingkunan atas prestasi kerja kita. “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan trampil dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahnad), Allah juga telah menjanjikan kita mempunyai peluang memperoleh rezeki yang luas asalkan bekerja professional dan cerdas melalui etos kerja yang tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya . Dalam hal ini Islam mendorong umatnya untuk bekerja, hidup dalam kemuliaan dan tidak menjadi beban orang lain. Islam juga memberi kebebasan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan setiap orang. Namun demikian, Islam mengatur batasan-batasan, meletakkan prinsip-prinsip dan menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga oleh seorang muslim, agar kemudian aktifitas bekerjanya benar-benar dipandang oleh Allah sebagai kegiatan ibadah yang memberi keuntungan berlipat di dunia dan di akhirat.

Berikut ini beberapa hal yang harus di jalankan dalam bekerja antara lain : Pertama, pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik.

Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah [2]: 172)

Setiap muslim diperintahkan untuk makan yang halal-halal saja serta hanya memberi dari hasil usahanya yang halal, agar pekerjaan itu mendatangkan kemaslahatan dan bukan justru menimbulkan kerusakan. Itu semua tidak dapat diwujudkan, kecuali jika pekerjaan yang dilakukannya termasuk kategori pekerjaan yang dihalalkan oleh Islam. Maka tidak boleh bagi seorang muslim bekerja dalam bidang-bidang yang dianggap oleh Islam sebagai kemaksiatan dan akan menimbulkan kerusakan.

Kedua, bekerja dengan profesional dan penuh tanggungjawab.

Islam tidak memerintahkan umatnya untuk sekedar bekerja, akan tetapi mendorong umatnya agar senantiasa bekerja dengan baik dan bertanggungjawab. Nabi bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara ka-lian yang jika bekerja, maka ia bekerja dengan baik.” (HR Baihaqi)

Yang dimaksud dengan profesional dalam bekerja adalah, merasa memiliki tanggungjawab atas pekerjaan tersebut, memperhatikan dengan baik urusannya dan berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan.

Ketiga, ikhlas dalam bekerja,

yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk mencari ridho Allah dan beribadah kepada- Nya. Nabi bersabda:

“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari Muslim)

Niat sangat penting dalam bekerja. Jika kita ingin pekerjaan kita dinilai ibadah, maka niat ibadah itu harus hadir dalam sanubari kita. Segala lelah dan setiap tetesan keringat karena bekerja akan dipandang oleh Allah sebagai ketundukan dan amal shaleh disebabkan karena niat. Untuk itulah, jangan sampai kita melupakan niat tersebut saat kita bekerja, sehingga kita kehilangan pahala ibadah yang sangat besar dari pekerjaan yang kita jalani itu.

Keempat, tidak melalaikan kewajiban kepada Allah.

Bekerja juga akan bernilai ibadah jika pekerjaan apa pun yang kita jalani tidak sampai melalaikan dan melupakan kita dari kewajiban-kewajiban kepada Allah. Sibuk bekerja tidak boleh sampai membuat kita meninggalkan kewajiban. Shalat misalnya. Ia adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Maka, jangan sampai kesibukan bekerja mencari karunia Allah mengakibatkan ia meninggalkan shalat walau pun hanya satu kali. Begitu pula dengan kewajiban yang lainnya, seperti zakat, puasa, haji, bersilaturahmi dan ibadah-ibadah wajib lainnya.

Itulah beberapa hal penting yang harus dijaga oleh siapa saja yang tengah bekerja untuk mencukupi diri dan keluarga yang berada dalam tanggungannya. Bekerja adalah tindakan mulia. Keuntungan dunia dapat diraih dengannya. Namun bagi seorang muslim, hendaknya bekerja menjadi memiliki keuntungan ganda, keuntungan di dunia dengan terkumpulnya pundi-pundi kekayaan, dan di akhirat dengan pahala melimpah dan kenikmatan surga karena nilai ibadah yang dikandungnya. Mengukir prestasi kerja, memperoleh rezeki yang berkah serta mendoakan kemajuan lembaga InsyaAllah menjadikan kehidupan kita akan lebih baik lagi. Kita seyogyanya menjadikan tempat kerja sebagai rumah atau tempat bekerja yang menyenangkan, Akhir kata, kita atau minimal saya pribadi seyogyanya selalu mencoba konsisten bekerja keras, cerdas dan professional sehingga arus rezeki menjadi lapang dan luas seta selalu berdoa semakin maju sehingga tambahan rezeki akan mengalir kepda kita, Aamiin…..

Wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh