Berpindah Arah dalam Dunia Pekerjaan: Menemukan Ketenangan dan Keberkahan dalam Pandangan Islam

 oleh Fitria Prihatini

Pergantian posisi atau mutasi di dunia pekerjaan sering kali menjadi momen yang menantang dalam kehidupan. Pergantian ini bisa datang karena keinginan untuk bergerak maju, panggilan tugas, atau faktor lainnya. Dalam perspektif Islam, setiap perubahan dalam hidup adalah ujian dari Allah yang mengajarkan kita untuk bertahan, tumbuh, dan meraih keberkahan dalam setiap langkah. Artikel ini akan membahas bagaimana Islam memberikan panduan dalam menghadapi pergantian posisi atau mutasi di dunia pekerjaan dengan langkah-langkah yang positif dan konstruktif.

1.  Tawakkal dan Redha kepada Allah 

Langkah pertama dalam menghadapi pergantian posisi atau mutasi adalah dengan mempercayakan segala rencana kepada Allah. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu bertawakkal kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Quran, Surah Ali ‘Imran, 3:159). Dalam perjalanan karier, kita harus menyadari bahwa Allah-lah yang Maha Mengetahui tentang masa depan kita.

Tawakkal dan redha kepada keputusan-Nya akan membantu kita merasa lebih tenang dan diberkahi.

2.  Melihat Pergantian Sebagai Peluang Pertumbuhan

 Dalam pandangan Islam, setiap perubahan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, Dia memberinya pemahaman dalam agama.” (HR. Al-Bukhari). Pergantian posisi atau mutasi dapat membawa kita kepada lingkungan dan tugas baru yang memungkinkan kita untuk belajar, berkembang, dan mengasah kemampuan kita. Menganggap pergantian sebagai peluang pertumbuhan akan membantu kita menjalani perubahan dengan semangat yang positif.

3.  Merencanakan dengan Bijak

Meskipun kita tawakkal kepada Allah, merencanakan juga merupakan bagian penting dalam perjalanan karier. “Tie your camel and rely on Allah.” (HR. Al-Tirmidhi) adalah sebuah ungkapan yang mengajarkan tentang pentingnya mengambil tindakan praktis dan merencanakan dengan bijak sambil tetap bergantung pada Allah. Ungkapan ini berasal dari ajaran Nabi Muhammad saw yang menunjukkan bahwa meskipun kita memiliki kepercayaan dan ketergantungan kepada Allah, kita juga harus berusaha dan mengambil langkah- langkah praktis dalam menjalani kehidupan ini.

Dalam konteks pergantian posisi atau mutasi di dunia pekerjaan, ungkapan ini dapat diartikan bahwa kita perlu merencanakan dan mempersiapkan diri dengan bijak, seperti mengasah keterampilan atau mendapatkan informasi yang diperlukan tentang lingkungan kerja baru. Namun, pada akhirnya, hasil dan keberhasilan kita tetaplah di tangan Allah. Kita

harus berserah diri kepada-Nya dengan tawakkal dan keyakinan bahwa apa pun yang terjadi, baik atau buruk, adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.

Dengan demikian, pesan dari ungkapan ini adalah menggabungkan usaha kita yang bijaksana dengan keyakinan kepada Allah. Kita harus berusaha sebaik mungkin, tetapi tidak melupakan bahwa hasil akhirnya tetaplah dalam kendali-Nya. Ungkapan ini mengajarkan tentang keseimbangan antara usaha manusia dan tawakkal kepada Allah dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam menghadapi pergantian posisi atau mutasi di dunia pekerjaan.

4.  Menjalani dengan Kesabaran

 Dalam Islam, kesabaran adalah sikap yang sangat dihargai. Pergantian posisi atau mutasi mungkin membawa tantangan dan perubahan dalam rutinitas kita. Allah berjanji pahala yang besar bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujian. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sabar dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Quran, Surah Ali ‘Imran, 3:200).

5.  Mengambil Pelajaran dari Rasulullah

 Kisah hidup Nabi Muhammad saw memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana menghadapi perubahan dalam hidup. Dalam sejarahnya, Nabi saw menghadapi berbagai pergantian dan tantangan, tetapi beliau selalu menjalani setiap perubahan dengan ketenangan dan rasa tanggung jawab. Mengambil teladan dari Nabi dapat membantu kita menghadapi pergantian posisi atau mutasi dengan sikap yang lebih positif dan penuh keyakinan.

6.  Menghindari Keluhan dan Negativitas 

Pada saat menghadapi pergantian posisi atau mutasi, mungkin timbul rasa ketidakpuasan atau kebingungan. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menghindari keluhan dan negativitas yang tidak produktif. Rasulullah saw bersabda, “Keajaiban urusan seorang mukmin adalah semuanya baik baginya. Jika ada yang menyenangkan terjadi padanya, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ada yang merugikan padanya, ia sabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim). Menjaga sikap positif dan menjauhkan diri dari keluhan akan membantu kita menjalani pergantian dengan hati yang lebih lega.

7.  Menambah Rasa Syukur 

Menghadapi pergantian posisi atau mutasi dengan rasa syukur adalah salah satu kunci utama. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab- Ku sangat pedih.” (Quran, Surah Ibrahim, 14:7). Ketika perubahan membawa hal-hal menyenangkan, bersyukur adalah bentuk pengakuan atas karunia Allah. Dan jika perubahan membawa kesulitan, rasa syukur atas pelajaran dan ujian yang Allah berikan akan membawa keberkahan.

8.  Mencari Ilmu dan Pertimbangan

Dalam pandangan Islam, mencari ilmu dan pertimbangan adalah penting dalam setiap langkah. Rasulullah saw bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibn Majah). Ketika menghadapi pergantian posisi atau mutasi, kita dapat mencari ilmu tentang tugas baru atau lingkungan kerja yang akan dihadapi. Pertimbangan yang baik akan membantu kita mengambil keputusan yang lebih bijaksana.

9.  Doa dan Permohonan 

Dalam semua situasi, baik atau buruk, berdoa kepada Allah adalah langkah penting. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.'” (Quran, Surah Ghafir, 40:60). Berdoa untuk mendapatkan kelancaran, keberkahan, dan ketenangan dalam pergantian posisi atau mutasi adalah bentuk tawakkal dan ketergantungan kita kepada-Nya.

Kesimpulan

 Dalam dunia pekerjaan, pergantian posisi atau mutasi bisa menjadi momen yang menantang. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip Islam seperti tawakkal, pertumbuhan, kesabaran, rasa syukur, dan sikap positif, serta dengan mengambil pelajaran dari Rasulullah saw, kita dapat menghadapi perubahan dengan lebih percaya diri dan lebih terarah. Dengan penuh keyakinan kepada Allah dan komitmen terhadap nilai-nilai agama, kita bisa bergerak maju dan menjalani pergantian posisi atau mutasi dengan semangat yang positif. Melalui tindakan bijak, doa, dan amal baik, kita dapat menemukan ketenangan dan keberkahan dalam setiap langkah perjalanan karier kita.