13346468_289983468005573_2230386941076493126_n

Dr Fajriya Hakim, Dosen sekaligus Kepala Program Studi Statistika di lingkungan FMIPA UII mengenalkan pengetahuan tentang “Association Rules Probability dan Rough Set Theory” kepada para siswa Data Science Indonesia Bootcamp di Jakarta [datascience.or.id].
Peserta Bootcamp terdiri dari para pekerja professional pada industri Big Data, Perbankan, Marketing Research, Asuransi, dll serta freshgraduate dari lulusan Statistika, Matematika, Ilmu Komputer, Ekonomi, Bisnis, dll. Acara berlangsung seharian pada tanggal 4 Juni 2016.

Besar harapan kami bahwa ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan sehingga pendidikan di Indonesia semakin maju.

Nanoteknologi  dalam perkembangannya telah  menjadi tren, hal ini dikarenakan luasnya manfaat dan aplikasi dibidang nanoteknologi, tantangan terbesar dalam nanoteknologi adalah proses pembuatan dan efektifitasnya didalam proses produksi. Dengan teknologi nano, ukuran partikel dapat diperkecil sampai dengan seperseribu mikro, ukuran partikel yang sangat kecil dalam skala nano dapat meningkatkan  stabilitas secara termodinamis dan meningkatkan efektifitas diserap oleh tubuh.

a

Acara yang digelar selama 3 hari mulai tanggal 31 Mei sampai 2 Juni 2016  mengangkat tema:

“Strategi Formulasi Nanopartikel dengan Berbagai Model Obat dan Visualisasi Effektifitas Penghantaran Kedalam Tubuh Melalui Bioimaging

Beberapa pakar-pakar ahli dibidang Nanoteknologi yang menjadi narasumber pada workshop ini adalah dosen-dosen pada prodi Farmasi yang tergabung dalam Tim Nanopharmachy UII.

Di era sekarang ini, tidak bisa lagi berfikir secara nasional, namun sudah harus secara global. Perguruan tinggi sudah harus mengarah pada global kompetitif untuk menghadapi dampak dari MEA. Untuk itu Fakultas MIPA UII terus meningkatkan net-working dengan perguruan tinggi luar negeri, demikian sambutan Dekan Fakultas MIPA UII, Drs. Allwar, M.Sc. Ph.D. dalam acara penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) dengan Fakultas Science, Prince of Songkla University (PSU), bertempat di PSU, Hat Yai, Thailand, (18/5)

Lebih lanjut Allwar menjelaskan bahwa dalam MoA tersebut kedua fakultas sepakat untuk bekerjasama dalam bidang joint research (penelitian), pengiriman dosen, pertukaran mahasiswa, seminar, workshop dan pengembangan budaya.

Oleh karena itu dalam waktu dengan, menurut Allwar, akan segera ditindaklanjut dengan program-program yang riil, yang melibatkan program studi di lingkungan Fakultas MIPA UII dan tidak menutup kemungkinan melibatkan program studi di lingkungan UII.

Hadir dalam cara tersebut dari FMIPA UII, Drs. Allwar, M.Sc.Ph.D. (Dekan), Dr. Is Fatimah, M.Si. (Kaprodi Kimia), Dr. Riyanto, M.Si. (Kaprodi Pendidikan Kimia), Thorikul Huda, M.Si. (Kaprodi D3 Analis Kimia), Ayundiyah Kesumawati, M.Si. (Sekprodi Statistika), Sunaryo Md. (Ka.Unit Humas dan Promosi)

Sementara itu dari Fakultas Science PSU Thailand, Prof. Dr. Wilaiwan Chotigeat (Dekan Fakultas Science PSU), dan didampingi dosen PSU-Thailand Prof. Dr. Anchana Prathep, Prof. Dr. Wiphada Wettayaprasit, Prof. Dr. Kanda Panthong, dan staf internasional program PSU-Thailand Mrs Jittima Phosena, serta pengajar.

 

Pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016, Mahasiswa Universitas Tulang Bawang Lampung  mengadakan kunjungan ke Prodi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia yang diikuti 80 Mahasiswa dan 6 Dosen Pendamping, dalam rangkaian acara Studi Banding. Kunjungan ini dilaksanakan mengingat besarnya minat dan rasa ingin tahu mahasiswa/i tentang bagaimana proses pembelajaran di Prodi Farmasi Fakultas MIPA UII serta mahasiswa dapat dipandu untuk memetik ilmu teknologi dan praktek di Prodi Farmasi FMIPA UII.

Berlokasi di Auditorium Fakultas MIPA UII 80Mahasiswa dan 6 Pendamping diterima oleh Dekan Fakultas MIPA Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. Pada sambutannya Drs. Allwar menyampaikan terimakasih atas kunjungan dari Universitas Tulang Bawang Lampung. Dan memaparkan bahwa UII merupakan perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945 (40 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia), dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI).1

Acara dilanjutkan dengan sambutan dan penayangan slide profil Prodi Farmasi FMIPA UII kemudian paparan proses pembelajaran dan praktikum yang di sampaikan oleh Kaprodi Farmasi Pinus Jumaryatno, M. Phil., Ph.D., Apt, mendapatka antusias yang sangat baik dari mahasiswa dan dosen pendamping. Beberapa pertanyaan bergulir dalam rangkaian tanya jawab.

3

Diakhir acara tersebut ditutup dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak antara FMIPA UII  Universitas Tulang Bawang Lampung.

4

5

Acara ditutup dengan kunjungan para mahasiswa/I dan dosen pembimbing Universitas Tulang Bawang Lampung ke laboratorium-laboratorium Prodi Farmasi yang didampingi mahasiswa/I dari Prodi Farmasi FMIPA UII  untuk mendapatkan penjelasan cara kerja alat-alat tersebut.6

Di tahun 2016 ini, kembali Prodi Kimia meraih prestasi, kali ini prestasi disumbangkan oleh dosen tetap Prodi Kimia FMIPA UII yaitu Dr. Is Fatimah. Prestasi yang diraih oleh Dr. Is Fatimah kali ini adalah menjadi Dosen Terproduktif dan menjadi Runner up Dosen Berprestasi tingkat Universitas Islam Indonesia. Capaian yang ditorehkan oleh ibu tiga anak ini, mengulang pada tahun-tahun sebelumnya. untuk kategori Dosen Terproduktif, beliau meraihnya di tahun 2004, 2019, 2010, 2011, 2013 yang lalu. Sedangkan untuk kategori Dosen terproduktif beliau memulainnya di tahun 2004, dulu masih bernama kategori Dosen Teladan, bahkan pada tahun 2011, Kaprodi Kimia periode 2014-2018 ini, meraih Dosen Berprestasi Tingkat Nasional dan termasuk 15 dosen Berprestasi seluruh indonesia. Dan pada tahun 2016 ini beliau meraih juara ke dua dosen berprestasi tingkat UII. Prestasi ini diraih bertepatan pada acara pidato Milad ke-73 UII, ketika diumumkan, hasil penjurian beliau hanya berbeda 2 poin saja dengan juara pertama.

13124511_10207029673124161_3401482167148111566_n

13151982_10207029672724151_6240438739951173390_n

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali memperingati hari kelahirannya, yang kali ini telah memasuki uisa ke-73 tahun. Bertempat di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII pada Rabu (4/5), acara peringatan berlangsung dengan khidmat. Peringatan ini sekaligus menjadi bukti nyata kiprah panjang UII turut serta membangun ranah pendidikan di Indonesia.
Turut hadir diantaranya, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Ainun Na’im, Ph.D, Koordinator Kopertis Wilayah V, Dr. Bambang Supriyadi, CES, DEA., Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf  UII, Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS., para Guru Besar dan Anggota Senat UII, serta Tenaga Edukatif dan Tenaga Kependidikan di lingkungan UII.
Pada peringatan milad UII ke-73 dipilih tema “Meneguhkan Nilai Islam menuju Universitas yang Berdaya Saing Global”.  Tema ini seperti disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam pidatonya, pemilihan tema guna meneguhkan kembali nilai-nilai Islam sebagai motor penggerak menuju UII yang berdaya saing global.
Disampaikan Dr. Harsoyo, tantangan dalam dunia pendidikan tinggi semakin meningkat setelah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) diberlakukan. Di sisi lain, upaya UII untuk meraih keunggulan sampai saat ini juga dinilai masih belum tampak sebagai suatu hasil pengimplementasian nilai-nilai keislaman dalam proses pembelajaran, etos kerja, pengembangan sistem, karakter mahasiswa dan alumni maupun reputasi institusi.
Lebih lanjut disampaikan Dr. Harsoyo, UII diharapakan dapat membangun keunggulan dalam keislaman, pembelajaran, etos kerja, sistem dan infrastruktur, mahasiswa berkarakter, alumni dan keunggulan profil institusi. ”Oleh karena itu, peneguhan kembali nilai-nilai Islam sebagai motor penggerak dan daya saing UII dalam menghadapi kompetisi global mutlak diperlukan,” tandasnya.
Disampaikan Dr. Luthfi Hasan, di usia 73 tahun UII telah berada pada posisi on the right track menuju tujuan harapan dan cita-cita para founding fathers dan para pemimpin bangsa saat didirikannya. Namun demikian menurutnya, UII yang memiliki latar belakang ideologis harus segera melakukan akselerasi dalam dua hal. Pertama akselerasi untuk menguatkan eksistensi UII, baik dalam lingkungan lokal, regional maupun global. ”Peran UII sebagai universitas yang memiliki banyak potensi keilmuan sangat dinanti dan ditunggu oleh masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai universitas Islam terbesar di Indonesia, disampaikan Dr. Luthfi Hasan, peran UII dalam islam global community akan sangat bermanfaat dalam menuguhkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin. Sementara akselerasi kedua menurut Dr. Luthfi Hasan,  perlunya melakukan peningkatan kualitas lulusan, baik dari aspek keilmuan, profesionalisme juga akhlakul karimah. Dimana hal ini juga menjadi tangtangan yang cukup berat bagi perguruan tinggi di Indonesia saat ini. ”Perguruan tinggi harus  dapat menyiapkan lulusannya untuk dapat berkompetisi, minimal dalam ranah ASEAN Comunity,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan Dr. Luthfi Hasan, untuk melakukan akselerasi kedua hal tersebut diperlukan persamaan visi seluruh warga UII dibawah koordinasi pimpinan universitas. Kebijakan dan kemudahan yang ditentukan oleh Kemntrian Riset Dikti menurutnya harus dapat disikapi dengan arif. Dicontohkan, kebijakan tentang rasio dosen dan mahasiswa yang telah berdampak pada bertambahnya ratusan jumlah dosen di UII.
”Hal ini tidak sederhana, akan menyangkut banyak aspek universitas dan dengan dukungan yayasan harus segera melakukan penataan baik dalam pengaturan tugas dosen, pembinaan kompensasi dan penguatan komitmen dosen,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Ainun Na’im, dalam kesempatannya menyampaikan, terdapat banyak keterbatasan yang dijumpai olehnya, seperti perlunya integrasi kebijakan nasional dan peningkatan pengeluaran untuk research dan pengembangan  agar dapat memberikan insentif pada peniliti dan inovator serta pengusaha. Dalam kancah seperti ini, menurutnya peran UII sangat penting.
”Dengan misi sebagai lembaga yang rahmatan lilalamin, pengalaman 73 tahun  dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  serta inovasi  telah menjadi pondasi UII untuk mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang sejahtera serta menjadi negara yang maju dan damai,” tuturnya.
Pada peringatan milad UII ke-73 juga ini juga berlangsung penyerahan penghargaan bagi tenaga edukatif dan tenaga kependidikan UII serta pembacaan orasi ilmiah oleh dosen Program Studi Akuntansi UII, Hendi Yogi Prabowo, SE, MForAccy, PhD. Adapun tema orasi ilmiah yang diangkat yakni “ Memaknai Integritas dan Akuntabilitas sebagai “Universal Currencies of Highest Value” dalam Era Modernisasi dan Globalisasi”.

Limbah industri rokok yang berupa sisa-sisa tembakau ternyata masih memiliki nilai guna yang dapat dimanfaatkan. Di tangan sekelompok mahasiswa UII yang kreatif, limbah tersebut justru dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengembangkan pestisida alami yang ramah lingkungan. Lewat penelitian intensif, mereka berupaya menggali manfaat limbah sisa tembakau untuk membantu petani tanaman cabai dalam menghadapi hama ulat grayak. Serangan hama ulat grayak seringkali menjadi momok bagi petani cabai karena sifatnya yang meluas dan merusak.

Selama ini, para petani masih mengandalkan penggunaan pestisida sintesis untuk membasmi hama tersebut. Padahal penggunaan pestisida sintesis yang berkepanjangan berpotensi merusak keseimbangan ekosistem dan mencemari lingkungan. Pengenalan kembali pestisida alami diharapkan dapat menjadi alternatif bagi petani untuk menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.

Sebagaimana disampaikan oleh Indrasti Dwi Pujilestari, salah seorang mahasiswa Fakultas MIPA UII yang terlibat aktif dalam penelitian ini. Ia melakukan penelitian bersama tiga orang rekannya yang berasal dari Prodi Kimia UII, yakni Cahyati, Rizqy Nurlestari, dan Marlina.

“Limbah industri rokok yang kami manfaatkan berupa sisa daun dan tangkai tembakau, di mana jumlahnya sangat melimpah. Kedua bagian itu jika diekstrak memiliki kandungan zat alkaloid nikotin yang tinggi. Itu sejenis neurotoksin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga”, ungkapnya. Ia menjelaskan cara kerja pestisida alami ini adalah dengan mengganggu sistem saraf pusat serangga yang terpapar oleh zat nikotin. Meski demikian, residu dari pestisida ini akan lebih mudah terurai di alam sehingga tidak merusak lingkungan.

Ditambahkan oleh Rizqy Nurlestari, untuk mengekstrak kandungan zat dari limbah tembakau dibutuhkan beberapa proses. Pertama-tama, limbah tembakau dihaluskan terlebih dahulu dan direndam dalam larutan metanol. “Selanjutnya, ekstrak yang diperoleh kemudian disaring dan pelarut metanolnya diuapkan untuk memperoleh ekstrak kasar. Ekstrak kasar ini kemudian diolah hingga menghasilkan senyawa alkaloid yang siap digunakan sebagai larutan pestisida”, ujar mahasiswi asal Singkawang itu.

Indrasti mengungkapkan pengujian pestisida alami dilakukannya baik di dalam laboratorium dan secara langsung pada tanaman cabai yang dihinggapi ulat grayak. Dalam laboratorium, ulat grayak diberi makanan daun cabai yang sebelumnya telah disemprot dengan pestisida alami dan dioven. Hasilnya, setelah beberapa waktu ulat grayak yang mengkonsumsi daun tersebut nampak lemas dan beberapa di antaranya mati.

Meski demikian, Indrasti menilai masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kombinasi larutan ekstrak limbah tembakau yang paling efektif sebagai pestisida alami. Selain itu, ia juga masih berupaya mengembangkan metode pembuatan pestisida itu yang mudah diaplikasikan oleh para petani cabai di lapangan.

Sebanyak 119 orang apoteker baru lulusan Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia hari ini menjalani prosesi pengambilan sumpah apoteker di Gedung K.H. Abdul Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII.

Prosesi pengambilan sumpah tersebut dilakukan langsung oleh Komite Farmasi Nasional yang diwakili oleh Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt. Dan disaksikan oleh Rektor Universitas Islam Indonesia Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. Pengambilan sumpah tersebut sekaligus menjadi penanda bahwa apoteker lulusan UII telah siap untuk terjun dan mengamalkan ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan bagi kemaslahatan dan kesehatan masyarakat.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada pelaksanaan sumpah apoteker kali ini berhasil diraih oleh Agustia Darmayanti, dengan IPK 3,88 (tiga koma delapan puluh delapan). Hingga angkatan ke XXVI tersebut, tercatat 2.651 apoteker telah diluluskan dan diambil sumpahnya oleh UII.

Selanjutnya Dekan Fakultas MIPA UII Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. menyerahkan sebanyak 119 apoteker baru kepada Moch. Saiful Bachri, Ph.D., Apt. Ketua Pengurus Daerah Propinsi DIY Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pemerintah melalui Dinas KEsehatan Propinsi DIY yang diterima oleh Drs. Elvy Effendi, M.Si., Apt. untuk berkontribusi dalam dunia kesehatan.

Dr. Harsoyo menyampaikan bahwa UII berharap dengan semakin banyaknya apoteker yang diluluskan oleh UII maka dapat berkontribusi bagi dunia kesehatan di Indonesia. ”Semakin banyaknya apoteker yang diluluskan oleh UII menunjukkan bahwa UII turut serta mewujudkan terciptanya kesehatan nasional melalui kontribusi tenaga apoteker yang berkualitas. Terlebih lagi dengan semakin beratnya tantangan ke depan di bidang kefarmasian yang akan dihadapi oleh para penyandang profesi apoteker di tanah air, tak terkeculai para apoteker lulusan UII.” Ujar Dr. Harsoyo.

Dr. Harsoyo juga menyoroti permasalahan terkait obat-obatan yang hingga saat ini belum terselesaikan yaitu permasalahan peredaran obat palsu serta penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. ”Peredaran obat palsu serta penyalahgunaan narkoba tidak mungkin dapat teratasi jika tidak terjalin sinergi yang baik antara pemerintah dengan para tenaga apoteker dalam memberikan edukasi kepada masyarakat serta menindak secara tegas para penjual obat-obatan palsu dan ilegal. Kami juga menitipkan nama baik universitas ini di pundak saudara sekalian. Dengan menjaga diri saudara-saudara sekalian dari penggunaan narkoba, serta tidak terlibat korupsi sekecil apapun.” Papar Dr. Harsoyo.

Sedangkan Drs. Nurul Falah menjelaskan bahwa pengaturan pemberian informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai harga obat kepada masyarakat merupakan tantangan bagi para apoteker. ”Merupakan tantangan bagi Apoteker untuk memberikan informasi yang lebih profesional. Tentunya dengan membekali diri dengan informasi yang akuntable.” Ujar Dr. Nurul Falah.

”Pemberian obat yang efektif, aman, dan dengan harga yang wajar adalah hal prioritas untuk diupayakan. Pemerintah terus berupaya untuk menjamin ketersediaan dan Pemerataan, Keamanan dan Mutu, serta Keterjangkaunya harga obat.” Tegasnya.

Pada hari Senin tanggal 29 Januari 2016, sebanyak 90 siswa dan guru dari SMAN 1 Parigi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat mengadakan kunjungan ke Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.

Berlokasi di Auditorium Fakultas MIPA UII sebanyak 90 siswa dan guru diterima oleh  Bp. Thorikul Huda, M.Sc yang mewakili Dekan FMIPA UII dan juga selaku Kaprodi dari d3 Analis Kimia menyampaikan terimakasih atas kunjungan dari SMAN 1 Parigi. Dalam kesempatan ini Bp. Thorikhul Huda memaparkan bahwa UII merupakan perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945 (40 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia), dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI). Sekolah Tinggi Islam (STI) dibidani oleh tokoh-tokoh nasional seperti Dr. Mohammad Hatta (Proklamator dan mantan Wakil Presiden RI), Moh. Natsir, Prof. KHA. Muzakkir, Mohamad Roem, KH. Wahid Hasjim, dll, menjadikan STI sebagai basis pengembangan pendidikan yang bercorak nasional dan Islamis serta menjadi tumpuan harapan seluruh anak bangsa.

1

Selain sejarah berdirinya UII, siswa-siswi SMAN 1 Parigi juga mendapatkan informasi tentang berbagai karir alumni, prestasi mahasiswa, posisi UII dengan perguruan tinggi lain, pengakuan lembaga secara nasiona maupun internasional.  Berbagai macam skema beasiswa baik secara internal maupun eksternal yang secara rutin dipaparkan kepada siswa SMAN 1Parigi.

Masih dalam pembahasasn yang sama Bp. Thorik juga menjelaskan tentang system penerimaan mahasiswa baru di lingkungan UII, dalam penjelasannya beliau memaparkan bahwa ada jenis PMB yang dilaksanakan di UII yaitu computer based test (CBT), paper based test (PBT) dan penelusuran siswa berprestasi. Untuk informasi lebih lanjut tentang PMB UII dapat diakses di website pmb.uii.ac.id “tutur Bp. Thorik.

2

Diakhir acara tersebut ditutup dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak antara FMIPA UII dengan SMAN 1 Parigi

3

Pertemuan Ikatan Keluarga Ibu-Ibu (IKI) UII merupakan media yang sangat bermanfaat bagi keluarga ibu-ibu UII, betapa tidak, seperti pertemuan IKI UII pada Jum’at 26 Februari 2016 di Gedung GKU UII Kampus Terpadu, dikemas begitu padat dan penuh ilmu serta penuh keakraban.

Pagi itu IKI UII punya acara dan sebagai tuan rumah adalah IKI Fakultas MIPA, maka kemasan materi nya  tidak jauh-jauh dari science. Menurut Yuli Rochyami, M.Sc. Ketua Panitia menjelaskan rangkaian acara diisi dengan ceramah dan aneka kreasi serta pemeriksaan kesehatan secara gratis.

DAGUSIBU

Materi ini disampaikan oleh Yulianto, S.Farm.Apt. dosen Farmasi FMIPA mengambil tema Dagusibu, Dagusibu merupakan singkatan DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang. Dagusibu merupakan slogan yang diperkenalkan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat serta membuah obat dengan cara yang benar.

Harapannya dengan materi ini para ibu-ibu dapat memahami akan pentingnya sebuah informasi tentang mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuat obat.

3

WONDERFUL FAMILY

Materi Wonderful Family disampaikan oleh Ida Nur Laila, S.Si. Apt. tentang Merajuk Keindahan Keluarga

4

PELAYANAN KESEHATAN

Dalam rangkaian kegiatan IKI UII juga dilaksanakan pelayanan kesehatan secara grasi tentang pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tekanan darah serta pemeriksaan gigi.

5

Hadir dalam acara tersebut Endang Tutik Yulianti (istri Bapak Rektor Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc.),Dr. Farida Hayati, M.Sc. Wakil Dekan FMIPA, Dr. Yuni Nustini, MAFIS, Ak. (istri Bapak Allwar Dekan FMIPA), Emy Rohayati SH yang juga merupakan isteri Rektor UII, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. serta pengurus IKI UII dan aggota IKI UII.