Sejalan dengan Visi FMIPA UII yaitu mewujudkan FMIPA UII sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan bermutu dalam bidang sains dan mampu bersaing di tingkat Internasional melalui pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan dakwah yang berdasarkan pada risalah Islamiyah menuju

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII), secara resmi  kembali memberikan nama untuk gedungnya dengan nama salah satu tokoh yang memiliki kontribusi di dunia pendidikan. Tokoh tersebut adalah Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc., Rektor ke-8 UII yang terpilih pada periode 1990 – 1993. Secara keseluruhan, hingga saat ini sudah ada empat belas gedung di UII yang telah resmi diberikan nama.

1

Sebelumnya nama-nama yang juga merupakan tokoh nasional dan diabadikan sebagai nama gedung di UII yakni Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, GBPH Prabuningrat, Prof. Dr. Sardjito, Dr. Mohammad Natsir, KH Mas Mansur, KH Wahid Hasyim, Moh. Hatta, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Dr. Soekiman Wirjosandjojo, Prof. Mr. H. Mohammad Yamin, Prof. Dr Ace Partadiredja, Prof. K.H.R Muhammad Adnan, dan Prof. K.H.R. Fathurrahman Kafrawi.

Dengan menggunakan nama tokoh-tokoh tersebut, maka gedung-gedung di UII menjadi gedung yang terbuka untuk seluruh sivitas akademika UII. Tidak lagi terbatas oleh unit, fakultas, ataupun satuan lainnya yang diidentikkan dengan nama gedung sebelumnya. Dengan demikian, semangat inklusif diharapkan akan menjadi ciri khas UII dalam pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.

4

Melalui momen penamaan Gedung ini diharapkan dapat memberikan inspirasi khususnya bagi sivitas akademika UII, sekaligus dapat meneladani semangat perjuangan yang telah mereka contohkan. Maksud dan niat mulia di balik penamaan gedung-gedung di UII juga tidak lepas dari kontribusi yang telah disumbangkan, baik kontribusi bagi UII juga bagi Indonesia.

Melalui pemberian nama dengan nama-nama pendiri juga menunjukkan bahwa UII tidak pernah melupakan jasa-jasa para pendahulu yang dengan jerih payahnya telah memberikan yang terbaik bagi UII yang sampai hari ini menjadi perguruan tinggi nasional yang terus menunjukkan perkembangan positif.

Pada momen peresmian  gedung ini turut hadir dan menyaksikan istri Alm. Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc., Dra. Suhartati beserta keluarga.

3

 

IMG_5534

Pagi ini FMIPA UII kedatangan tamu dari Perusahaan Dexa Group, sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang memiliki banyak anak perusahaan.
Dexa Group menyelenggarakan seminar dan sekaligus open recrutment di kampus FMIPA UII.
Tema acara ini adalah:

“UNLOCK YOUR POTENTIAL, PREPARE YOUR RIGHT CAREER”

Besarnya antusiasme mahasiswa untuk mengikuti acara ini membuat semakin maraknya acara ini, sekitar 150 mahasiswa mengikuti acara ini yang terdiri dari berbagai Program studi di fakultas MIPA, yaitu: Statistika, Kimia, Farmasi, Profesi Apoteker dan D3 Analis Kimia.

IMG_5546

Acara dibuka oleh Drs. Allwar, Ph.D, Dekan FMIPA UII disambut dengan semangat mahasiswa FMIPA yang luar biasa.
Dari Dexa Group, Bapak Stefanus dan Ibu Elita menyampaikan materi yang sangat menarik tentang kebutuhan akan ahli-ahli farmasi di Indonesia khususnya di Dexa Group.

13413638_292876134382973_8271358347182945452_n

Besar harapan kami bahwa mahasiswa di Indonesia semakin tajam pengetahuannya tentang kondisi Industry saat ini, sehingga ketika mereka akan terjun ke dunia kerja sudah mantap akan memijakan tombol masadepannya dimana.
Demi Indonesia yang lebih baik lagi.

IMG_5547

13346468_289983468005573_2230386941076493126_n

Dr Fajriya Hakim, Dosen sekaligus Kepala Program Studi Statistika di lingkungan FMIPA UII mengenalkan pengetahuan tentang “Association Rules Probability dan Rough Set Theory” kepada para siswa Data Science Indonesia Bootcamp di Jakarta [datascience.or.id].
Peserta Bootcamp terdiri dari para pekerja professional pada industri Big Data, Perbankan, Marketing Research, Asuransi, dll serta freshgraduate dari lulusan Statistika, Matematika, Ilmu Komputer, Ekonomi, Bisnis, dll. Acara berlangsung seharian pada tanggal 4 Juni 2016.

Besar harapan kami bahwa ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan sehingga pendidikan di Indonesia semakin maju.

Nanoteknologi  dalam perkembangannya telah  menjadi tren, hal ini dikarenakan luasnya manfaat dan aplikasi dibidang nanoteknologi, tantangan terbesar dalam nanoteknologi adalah proses pembuatan dan efektifitasnya didalam proses produksi. Dengan teknologi nano, ukuran partikel dapat diperkecil sampai dengan seperseribu mikro, ukuran partikel yang sangat kecil dalam skala nano dapat meningkatkan  stabilitas secara termodinamis dan meningkatkan efektifitas diserap oleh tubuh.

a

Acara yang digelar selama 3 hari mulai tanggal 31 Mei sampai 2 Juni 2016  mengangkat tema:

“Strategi Formulasi Nanopartikel dengan Berbagai Model Obat dan Visualisasi Effektifitas Penghantaran Kedalam Tubuh Melalui Bioimaging

Beberapa pakar-pakar ahli dibidang Nanoteknologi yang menjadi narasumber pada workshop ini adalah dosen-dosen pada prodi Farmasi yang tergabung dalam Tim Nanopharmachy UII.

Di era sekarang ini, tidak bisa lagi berfikir secara nasional, namun sudah harus secara global. Perguruan tinggi sudah harus mengarah pada global kompetitif untuk menghadapi dampak dari MEA. Untuk itu Fakultas MIPA UII terus meningkatkan net-working dengan perguruan tinggi luar negeri, demikian sambutan Dekan Fakultas MIPA UII, Drs. Allwar, M.Sc. Ph.D. dalam acara penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) dengan Fakultas Science, Prince of Songkla University (PSU), bertempat di PSU, Hat Yai, Thailand, (18/5)

Lebih lanjut Allwar menjelaskan bahwa dalam MoA tersebut kedua fakultas sepakat untuk bekerjasama dalam bidang joint research (penelitian), pengiriman dosen, pertukaran mahasiswa, seminar, workshop dan pengembangan budaya.

Oleh karena itu dalam waktu dengan, menurut Allwar, akan segera ditindaklanjut dengan program-program yang riil, yang melibatkan program studi di lingkungan Fakultas MIPA UII dan tidak menutup kemungkinan melibatkan program studi di lingkungan UII.

Hadir dalam cara tersebut dari FMIPA UII, Drs. Allwar, M.Sc.Ph.D. (Dekan), Dr. Is Fatimah, M.Si. (Kaprodi Kimia), Dr. Riyanto, M.Si. (Kaprodi Pendidikan Kimia), Thorikul Huda, M.Si. (Kaprodi D3 Analis Kimia), Ayundiyah Kesumawati, M.Si. (Sekprodi Statistika), Sunaryo Md. (Ka.Unit Humas dan Promosi)

Sementara itu dari Fakultas Science PSU Thailand, Prof. Dr. Wilaiwan Chotigeat (Dekan Fakultas Science PSU), dan didampingi dosen PSU-Thailand Prof. Dr. Anchana Prathep, Prof. Dr. Wiphada Wettayaprasit, Prof. Dr. Kanda Panthong, dan staf internasional program PSU-Thailand Mrs Jittima Phosena, serta pengajar.

 

Pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016, Mahasiswa Universitas Tulang Bawang Lampung  mengadakan kunjungan ke Prodi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia yang diikuti 80 Mahasiswa dan 6 Dosen Pendamping, dalam rangkaian acara Studi Banding. Kunjungan ini dilaksanakan mengingat besarnya minat dan rasa ingin tahu mahasiswa/i tentang bagaimana proses pembelajaran di Prodi Farmasi Fakultas MIPA UII serta mahasiswa dapat dipandu untuk memetik ilmu teknologi dan praktek di Prodi Farmasi FMIPA UII.

Berlokasi di Auditorium Fakultas MIPA UII 80Mahasiswa dan 6 Pendamping diterima oleh Dekan Fakultas MIPA Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. Pada sambutannya Drs. Allwar menyampaikan terimakasih atas kunjungan dari Universitas Tulang Bawang Lampung. Dan memaparkan bahwa UII merupakan perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945 (40 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia), dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI).1

Acara dilanjutkan dengan sambutan dan penayangan slide profil Prodi Farmasi FMIPA UII kemudian paparan proses pembelajaran dan praktikum yang di sampaikan oleh Kaprodi Farmasi Pinus Jumaryatno, M. Phil., Ph.D., Apt, mendapatka antusias yang sangat baik dari mahasiswa dan dosen pendamping. Beberapa pertanyaan bergulir dalam rangkaian tanya jawab.

3

Diakhir acara tersebut ditutup dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak antara FMIPA UII  Universitas Tulang Bawang Lampung.

4

5

Acara ditutup dengan kunjungan para mahasiswa/I dan dosen pembimbing Universitas Tulang Bawang Lampung ke laboratorium-laboratorium Prodi Farmasi yang didampingi mahasiswa/I dari Prodi Farmasi FMIPA UII  untuk mendapatkan penjelasan cara kerja alat-alat tersebut.6

Di tahun 2016 ini, kembali Prodi Kimia meraih prestasi, kali ini prestasi disumbangkan oleh dosen tetap Prodi Kimia FMIPA UII yaitu Dr. Is Fatimah. Prestasi yang diraih oleh Dr. Is Fatimah kali ini adalah menjadi Dosen Terproduktif dan menjadi Runner up Dosen Berprestasi tingkat Universitas Islam Indonesia. Capaian yang ditorehkan oleh ibu tiga anak ini, mengulang pada tahun-tahun sebelumnya. untuk kategori Dosen Terproduktif, beliau meraihnya di tahun 2004, 2019, 2010, 2011, 2013 yang lalu. Sedangkan untuk kategori Dosen terproduktif beliau memulainnya di tahun 2004, dulu masih bernama kategori Dosen Teladan, bahkan pada tahun 2011, Kaprodi Kimia periode 2014-2018 ini, meraih Dosen Berprestasi Tingkat Nasional dan termasuk 15 dosen Berprestasi seluruh indonesia. Dan pada tahun 2016 ini beliau meraih juara ke dua dosen berprestasi tingkat UII. Prestasi ini diraih bertepatan pada acara pidato Milad ke-73 UII, ketika diumumkan, hasil penjurian beliau hanya berbeda 2 poin saja dengan juara pertama.

13124511_10207029673124161_3401482167148111566_n

13151982_10207029672724151_6240438739951173390_n

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali memperingati hari kelahirannya, yang kali ini telah memasuki uisa ke-73 tahun. Bertempat di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII pada Rabu (4/5), acara peringatan berlangsung dengan khidmat. Peringatan ini sekaligus menjadi bukti nyata kiprah panjang UII turut serta membangun ranah pendidikan di Indonesia.
Turut hadir diantaranya, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Ainun Na’im, Ph.D, Koordinator Kopertis Wilayah V, Dr. Bambang Supriyadi, CES, DEA., Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf  UII, Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS., para Guru Besar dan Anggota Senat UII, serta Tenaga Edukatif dan Tenaga Kependidikan di lingkungan UII.
Pada peringatan milad UII ke-73 dipilih tema “Meneguhkan Nilai Islam menuju Universitas yang Berdaya Saing Global”.  Tema ini seperti disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam pidatonya, pemilihan tema guna meneguhkan kembali nilai-nilai Islam sebagai motor penggerak menuju UII yang berdaya saing global.
Disampaikan Dr. Harsoyo, tantangan dalam dunia pendidikan tinggi semakin meningkat setelah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) diberlakukan. Di sisi lain, upaya UII untuk meraih keunggulan sampai saat ini juga dinilai masih belum tampak sebagai suatu hasil pengimplementasian nilai-nilai keislaman dalam proses pembelajaran, etos kerja, pengembangan sistem, karakter mahasiswa dan alumni maupun reputasi institusi.
Lebih lanjut disampaikan Dr. Harsoyo, UII diharapakan dapat membangun keunggulan dalam keislaman, pembelajaran, etos kerja, sistem dan infrastruktur, mahasiswa berkarakter, alumni dan keunggulan profil institusi. ”Oleh karena itu, peneguhan kembali nilai-nilai Islam sebagai motor penggerak dan daya saing UII dalam menghadapi kompetisi global mutlak diperlukan,” tandasnya.
Disampaikan Dr. Luthfi Hasan, di usia 73 tahun UII telah berada pada posisi on the right track menuju tujuan harapan dan cita-cita para founding fathers dan para pemimpin bangsa saat didirikannya. Namun demikian menurutnya, UII yang memiliki latar belakang ideologis harus segera melakukan akselerasi dalam dua hal. Pertama akselerasi untuk menguatkan eksistensi UII, baik dalam lingkungan lokal, regional maupun global. ”Peran UII sebagai universitas yang memiliki banyak potensi keilmuan sangat dinanti dan ditunggu oleh masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai universitas Islam terbesar di Indonesia, disampaikan Dr. Luthfi Hasan, peran UII dalam islam global community akan sangat bermanfaat dalam menuguhkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin. Sementara akselerasi kedua menurut Dr. Luthfi Hasan,  perlunya melakukan peningkatan kualitas lulusan, baik dari aspek keilmuan, profesionalisme juga akhlakul karimah. Dimana hal ini juga menjadi tangtangan yang cukup berat bagi perguruan tinggi di Indonesia saat ini. ”Perguruan tinggi harus  dapat menyiapkan lulusannya untuk dapat berkompetisi, minimal dalam ranah ASEAN Comunity,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan Dr. Luthfi Hasan, untuk melakukan akselerasi kedua hal tersebut diperlukan persamaan visi seluruh warga UII dibawah koordinasi pimpinan universitas. Kebijakan dan kemudahan yang ditentukan oleh Kemntrian Riset Dikti menurutnya harus dapat disikapi dengan arif. Dicontohkan, kebijakan tentang rasio dosen dan mahasiswa yang telah berdampak pada bertambahnya ratusan jumlah dosen di UII.
”Hal ini tidak sederhana, akan menyangkut banyak aspek universitas dan dengan dukungan yayasan harus segera melakukan penataan baik dalam pengaturan tugas dosen, pembinaan kompensasi dan penguatan komitmen dosen,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Ainun Na’im, dalam kesempatannya menyampaikan, terdapat banyak keterbatasan yang dijumpai olehnya, seperti perlunya integrasi kebijakan nasional dan peningkatan pengeluaran untuk research dan pengembangan  agar dapat memberikan insentif pada peniliti dan inovator serta pengusaha. Dalam kancah seperti ini, menurutnya peran UII sangat penting.
”Dengan misi sebagai lembaga yang rahmatan lilalamin, pengalaman 73 tahun  dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  serta inovasi  telah menjadi pondasi UII untuk mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang sejahtera serta menjadi negara yang maju dan damai,” tuturnya.
Pada peringatan milad UII ke-73 juga ini juga berlangsung penyerahan penghargaan bagi tenaga edukatif dan tenaga kependidikan UII serta pembacaan orasi ilmiah oleh dosen Program Studi Akuntansi UII, Hendi Yogi Prabowo, SE, MForAccy, PhD. Adapun tema orasi ilmiah yang diangkat yakni “ Memaknai Integritas dan Akuntabilitas sebagai “Universal Currencies of Highest Value” dalam Era Modernisasi dan Globalisasi”.

Limbah industri rokok yang berupa sisa-sisa tembakau ternyata masih memiliki nilai guna yang dapat dimanfaatkan. Di tangan sekelompok mahasiswa UII yang kreatif, limbah tersebut justru dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengembangkan pestisida alami yang ramah lingkungan. Lewat penelitian intensif, mereka berupaya menggali manfaat limbah sisa tembakau untuk membantu petani tanaman cabai dalam menghadapi hama ulat grayak. Serangan hama ulat grayak seringkali menjadi momok bagi petani cabai karena sifatnya yang meluas dan merusak.

Selama ini, para petani masih mengandalkan penggunaan pestisida sintesis untuk membasmi hama tersebut. Padahal penggunaan pestisida sintesis yang berkepanjangan berpotensi merusak keseimbangan ekosistem dan mencemari lingkungan. Pengenalan kembali pestisida alami diharapkan dapat menjadi alternatif bagi petani untuk menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.

Sebagaimana disampaikan oleh Indrasti Dwi Pujilestari, salah seorang mahasiswa Fakultas MIPA UII yang terlibat aktif dalam penelitian ini. Ia melakukan penelitian bersama tiga orang rekannya yang berasal dari Prodi Kimia UII, yakni Cahyati, Rizqy Nurlestari, dan Marlina.

“Limbah industri rokok yang kami manfaatkan berupa sisa daun dan tangkai tembakau, di mana jumlahnya sangat melimpah. Kedua bagian itu jika diekstrak memiliki kandungan zat alkaloid nikotin yang tinggi. Itu sejenis neurotoksin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga”, ungkapnya. Ia menjelaskan cara kerja pestisida alami ini adalah dengan mengganggu sistem saraf pusat serangga yang terpapar oleh zat nikotin. Meski demikian, residu dari pestisida ini akan lebih mudah terurai di alam sehingga tidak merusak lingkungan.

Ditambahkan oleh Rizqy Nurlestari, untuk mengekstrak kandungan zat dari limbah tembakau dibutuhkan beberapa proses. Pertama-tama, limbah tembakau dihaluskan terlebih dahulu dan direndam dalam larutan metanol. “Selanjutnya, ekstrak yang diperoleh kemudian disaring dan pelarut metanolnya diuapkan untuk memperoleh ekstrak kasar. Ekstrak kasar ini kemudian diolah hingga menghasilkan senyawa alkaloid yang siap digunakan sebagai larutan pestisida”, ujar mahasiswi asal Singkawang itu.

Indrasti mengungkapkan pengujian pestisida alami dilakukannya baik di dalam laboratorium dan secara langsung pada tanaman cabai yang dihinggapi ulat grayak. Dalam laboratorium, ulat grayak diberi makanan daun cabai yang sebelumnya telah disemprot dengan pestisida alami dan dioven. Hasilnya, setelah beberapa waktu ulat grayak yang mengkonsumsi daun tersebut nampak lemas dan beberapa di antaranya mati.

Meski demikian, Indrasti menilai masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kombinasi larutan ekstrak limbah tembakau yang paling efektif sebagai pestisida alami. Selain itu, ia juga masih berupaya mengembangkan metode pembuatan pestisida itu yang mudah diaplikasikan oleh para petani cabai di lapangan.