Southeast Asia Global Innovation Challenge (SEA-GIC) 2019 merupakan ajang untuk berkompetisi bagi mahasiswa Kimia di Asia Tenggara. SEA-GIC 2019 diselanggarakan di University of Malaya Malaysia dengan peserta berasal dari Thailand, Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Universitas Islam Indonesia mengirimkan 5 kontingen yang berasal dari Jurusan Kimia khususnya Program Studi (red. Prodi) Kimia dan D3 Analisis Kimia. Ajang SEA-GIC 2019 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (7-12-19) terdiri dari dua jenis kompetisi yaitu video dan poster. Rombongan Jurusan Kimia dipimpin langsung oleh Rudy Syahputra, Ph.D yang juga merupakan salah satu  pembimbing tim yang ikut lomba di Negeri Jiran tersebut

Lomba yang setiap tahun diselenggarakan di Malasysia tersebut mengambil tema “Chemistry in IR 4.0 (SEA-GIC 2019)” and “Design Your Periodic Table of Chemical Elements Poster Competition” dan didukung oleh American Chemical Society (ACS), Royal Society of Chemistry (RSC), Microsoft, dan beberapa lembaga lainnya. Tim mahasiswa yang ikut ajang kompetisi masing-masing diketua oleh Khoirunisa, Sarkawi dan Fernanda yang masing-masing merupakan mahasiswa Prodi S1 Kimia dan satu tim mahasiswa Prodi D3 Analisis Kimia yang diketua oleh Siti Fatonah. Keempat tim yang berangkat ke Malaysia semuanya mendapatkan penghargaan diantaranya adalah:

  1. Ketua Tim Khoirunisa, Penghargaan : Best Spirit dan 2nd runner up in Microsoft Choice Award
  1. Ketua Tim Sarkawi, Penghargaan : 1st Winner SEA-GIC 2019 dan 2nd Runner Up Periodic Table Poster
  1. Ketua Tim Siti Fatonah, Penghargaan : 1st Winner Periodic Table Poster
  1. Ketua Tim Fernanda, Penghargaan : Video Winner

Menurut Rudy Syahputra hal tersebut merupakan capaian yang positif untuk mahasiswa di Jurusan Kimia khususnya dan UII pada umumnya. Penghargaan tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa di Jurusan Kimia baik dari Prodi S1 Kimia maupun D3 Analisis Kimia mampu bersaing di tingkat regional maupun internasional. Capaian mahasiswa Jurusan Kimia semakin menambah deretan penghargaan bergengsi di tingkat internasional untuk mahasiswa di lingkungan FMIPA UII.

Ahad (1-12-19) pengemban amanah di lingkungan FMIPA UII mulai dari Dekan sampai dengan Ketua Program Studi mengadakan acara sarasehan bersama dengan seluruh elemen keluarga mahasiswa FMIPA. Keluarga Mahasiswa FMIPA yang sering disebut dengan KM FMIPA terdiri dari Depan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), Himpunan Mahasiswa di masing-masing program studi dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik UKM Keagamaan, seni maupun raga. Kurang lebih ada 100 mahasiswa yang datang pada acara sarasehan tersebut. Dekan FMIPA mengawali sambutannya dengan menyampaikan bahwa mahasiswa FMIPA harus selalu menjadi mitra yang konstruktif dan bersama-sama dengan seluruh komponen mengembangkan FMIPA UII menjadi lebih baik. “FMIPA selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa dan stakeholder yang lain”, tutur Riyanto selaku Dekan FMIPA pada saat menyampaikan sambutannya.

Beberapa layanan yang sudah mengalami perubahan secara drastis di FMIPA UII diantaranya adalah kecepatan dalam memperoleh surat keterangan aktif kuliah, permohonan legalisasir yang tidak lebih dari 10 menit, perbaikan ruang lembaga mahasiswa, pemberian tempat diskusi yang nyaman di kantin dan sekitar taman di FMIPA. Lingkungan eksternal FMIPA lebih diperindah dengan keberadaan taman-taman, mempercantik mushola dengan penempelan wall paper, pengecatan Gedung Laboratorium Terpadu dan masih banyak lagi yang lainnya. Usai Riyanto menyampaikan sambutan dilanjutkan sarasehan melalui diskusi yang dipandu oleh seorang moderator. Pimpinan Fakultas yang hadir pada saat itu dimintai tanggapannya terkait dengan pandangannya mengenai lembaga kemahasiswaan yang ada di FMIPA. Semua pimpinan FMIPA memiliki pemahaman yang sama terkait dengan sistem kelembagaan mahasiswa yang ada di FMIPA UII yaitu sebagai kolega atau patner bukan sebagai atasan maupun bawahan. “Di UII dikenal dengan konsep Student Government, hal itulah yang sejak lama mahasiswa UII memiliki kekhasan yang berbeda dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain”, tutur Thorikul Huda yang saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni (Wadek KKA).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Yandi Syukri yang saat ini memimpin sebagai Ketua Jurusan (Kajur) Farmasi. Menurut Yandi Syukri, mahasiswa di UII dan khususnya FMIPA harus lebih unggul dibandingkan dengan mahasiswa universitas lain. Hal tersebut dikarenakan sistem kemahasiswaan di UII yang mampu membentuk karekter kemandirian yang lebih baik. Diskusi sangat cair karena Pimpinan Fakultas diminta untuk memberikan pertanyaan kepada mahasiswa yang hadir juga. Kesempatan pertama diberikan kepada Thorikul Huda dengan memberikan pertanyaan, apakah yang akan diperbuat lembaga mahasiswa dengan banyaknya mahasiswa yang melanggar lalu lintas di sekitar kampus khususnya dibagian barat FMIPA.  Selain itu juga, apakah lembaga mahasiswa FMIPA siap dengan perubahan mulai dari kecil seperti dalam hal adminstrasi tidak lagi menggunakan kertas dengan ukuran legal dan lebih menggunakan kertas dengan ukuran A4 seperti yang sudah lazim. Heri Hasan Ali memberikan tanggapan bahwa terkait dengan adminstrasi itu sudah diatur di pedoman yang ada di KM UII, sehingga ditingkat fakultas hanya menjalankannya saja. Terkait dengan banyaknya pelanggaran lalu rambu-rambu lalu lintas, DPM FMIPA sebenarnya telah mendapatkan masukan oleh Wadek KKA untuk mengadakan kegiatan sosialisasi tertib lalu lintas oleh Polres Sleman, namun karena ada beberapa kendala teknis sehingga kegiatan tersebut tidak bisa terlaksana.

Pengemban amanah FMIPA yang hadir pada sarasehan adalah:

  1. Prof. Riyanto, Ph.D selaku Dekan FMIPA
  2. Tech Rohmatul Fajriyah selaku Wakil Dekan Sumber Daya FMIPA
  3. Thorikul Huda, M.Sc selaku Wakil Dekan KKA
  4. Yandi Syukri selaku Ketua Jurusan Farmasi
  5. Tri ESti Purbaningtias, M.Si. selaku Ketua Program Studi D3 Analisis Kimia
  6. Argo Khoirul Anas, M.Sc selaku Plt. Sekretaris Prodi Kimia
  7. Lina Fauziah, M.Sc selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Kimia.

Inovasi berkelanjutan di bidang sains dan teknologi menjadi perhatian para ilmuan dalam upaya mengembangkan penelitian yang berbasis pada luaran. Inovasi ini di antaranya didukung oleh ilmu material untuk lingkungan dan energi, sensor dan biosensor, green chemistry, ilmu farmasi, ilmu aktuaria, statistic serta bioteknologi.

Selaras dengan topik tersebut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) menyelenggarakan The 2nd International Seminar on Science and Technology (ISSTEC) 2019 dengan tema “Functional Materials for Sustainable Innovation”, pada Senin (25/11) di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center. Luaran dari hasil seminar ini diharapkan berupa jurnal internasional beruputasi terindeks scopus, prosiding internasional bereputasi terindeks scopus, dan jurnal ilmiah nasional terakreditasi Sinta Ristekdikti.

Sejumlah pemateri bereputasi internasional dihadirkan, yakni Professor Zuhaimy bin Ismail dari Universiti Technology Malaysia menyampaikan materi bertajuk “Modelling VRP of Solid Waste Collection for Sustainable Development: A Case of Johor Bahru”. Berikutnya Professor Garnpimol Rotthidej dari Universitas Chulalongkorn, Thailand yang memaparkan materi “Functional Nano-Delivery Materials and Carrier-Free Nanodrugs in Pharmaceutical Products”.

Sementara Professor Ruey-an Doong dari National Tsing Hua University, Taiwan, di sesi terakhir berbagi penelitiannya tentang “Carbon-Based Materials as a Green Multifunctional Nanocarriers for SDG Applications. Selain tiga pembicara utama, seminar ini juga dihadiri oleh presenter, oral presenter, dan poster presenter dari dalam dan luar negeri.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dr. Drs. Imam Djati Widodo., M.Eng.Sc. berharap melalui kegiatan ini, dapat menyebarkan ilmu pengetahuan, terutama terkait dengan riset.  Menurut Imam Djati tema yang di usung sangat menarik, terlebih terkait dengan inovasi berkelanjutan di bidang sains dan teknologi. “Saya berharap semua peserta dapat mengikuti diskusi dengan baik, dan dapat menyebarkan keilmuan, utamanya tentang riset,” tuturnya. (D/RS)

sumber : https://www.uii.ac.id/mengembangkan-penelitian-berbasis-pada-luaran/

Ahad (17/11/19) dilangsung acara Puncak Milad FMIPA ke 24 dengan kegiatan jalan santai dan pembagian door prize. Acara yang dimulai pada pukul 07.00 diawali dengan jalan santai keliling kampus UII dengan dilepas secara langsung oleh Prof. Riyanto, Ph.D selaku Dekan FMIPA UII. Jalan santai yang dimulai dari Jalan Teknika dilanjutkan menelusuri jalan selatan kampus UII tersebut diakhir dengan memasukkan kupon jalan santai oleh peserta yang hadir sejak jam 6 pagi. Sebelum sampai pada petugas pengumpul undian door prize terlebih dahulu diadakan foto bersama oleh seluruh peserta jalan santai tepat di depan Gedung Laboratorium Terpadu. Finish jalan santai adalah di sebelah timur Gedung Prof. Zanzawi Soejoeti yang juga dijadikan lokasi untuk undian kartu door prize. Ikut serta dalam kegiatan puncak milad FMIPA adalah Prof. Chairil Anwar mantan Dekan FMIPA UII periode 1995 – 2001. Turut hadir pula para pioneer FMIPA diantaranya adalah Dra. Suparmi, M.Si. Apt mantan pembantu Dekan FMIPA dari Periode 1995-2001 dan 2001 – 2005 serta Drs. Basuki Abdurrahman yang juga terlibat dalam pendirian Prodi Statistika FMIPA UII. Riyanto menyembutkan bahwa hadirnya para pendiri FMIPA UII menjadi penyemangat generasi selanjutnya untuk mengembangkan FMIPA menjadi lebih baik lagi. “Dr. Imam Jati yang saat ini sebagai Wakil Rektor 1 UII juga salah satu orang yang berjasa dalam pendirian Fakultas MIPA”, tutur Riyanto dalam sambutannya.

Prof. Chairil Anwar yang hadir bersama istri juga dimintai sambutan pada acara puncak milad.  Pada kesempatan tersebut Chairil Anwar menyampaikan rasa kekaguman yang luar biasa kepada FMIPA UII karena kemajuan yang sudah diraihnya. Salah satu contoh prestasi FMIPA UII yaitu bertambahkan guru besar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Chairil Anwar membandingkan dengan beberapa fakultas di UII yang lebih lama berdiri namun pertumbuhan profesornya dan pertumbuhan jumlah profesornya sangat lamban. “Alhamdulillah jumlah mahasiswa FMIPA saat ini telah setara dengan fakultas besar yang ada di UII”, ungkap Chairil Anwar yang saat ini juga masih aktif mengajar di Universitas Gadjah Mada.  Usia sambutan Prof. Chairil Anwar dilanjutkan pengumuman pemenang tenaga kependidikan terbaik, divisi terbaik dan lomba yang diadakan secara khusus untuk menyambut Milad FMIPA ke 24.

Selesai pengumuman para pemenang dilanjutkan dengan pengundian door prize yang memang sejak awal sudah banyak ditunggu oleh keluarga FMIPA UII yang hadir pada saat jalan santai tersebut. Tercatat lebih dari 200 hadiah yang dihadirkan oleh panitia untuk dibagikan melalui undian door prize. Hadiah-hadiah tersebut selain disediakan secara khusus oleh FMIPA juga diperoleh dari berbagai sponsor. Kebanyakan sponsor adalah mitra-mitra yang selama ini bekerjasama dengan FMIPA seperti Bank Mandiri, Bank Muamalat, CyberTrend, PT Saka, dan beberapa perusahaan lain. Tidak ketinggalan juga dari masing-masing program studi juga turut serta menjadi sponsor hadiah dalam rangka memeriahkan Milad FMIPA. Berbagai macam hadoah yang disediakan diantaranay televise 42 inchi, kulkas dua pintu, spring bed, lap top, berbagai merk sepeda, emas dan masih banyak lagi yang lainnya. Beberapa peserta yang hadir dalam juga mendapatkan door prize lebih dari satu karena berlebihnya hadiah yang disiapkan oleh panitia kali ini.

Keluarga besar FMIPA secara rutin mengadakan pengajian rutin dua bulan sekali. Bulan November 2019 kegiatan pengajian di laksanakan di kediaman Dr. Edy Widodo yang juga sebagai Ketua Jurusan Statistika FMIPA UII. Acara pengajian diawali dengan mendoakan almarhumah Viona Febianda mahasiswa Prodi Statistika yang meninggal akibat kecelakaan pada hari Sabtu (9/11/19) pukul 23.00 di sekitar Jalan Kaliurang Km. 11. Pembacaan tahlil untuk mengirimkan doa dipimpin oleh Sukirman yang juga merupakan staf atau tendik di FMIPA bagian Divisi Umum dan Administrasi.  Usai pembacaan tahlil dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah oleh Ustdadz Asyharul Muala dengan tema Meneladani Abdullah Ibnu Mas’ud.

Abdullah Ibnu Mas’ud adalah orang yang sangat menjaga amanah meskipun beliau hanya seorang penggembala kambing dengah tubuh yang sangat kecil. Dengan kondisi fisik yang kecil, Abdullah Ibnu Mas’ud sering mendapatkan hinaan namun yang bersangkutan tidak pernah merasa malu bahkan selalu bersyukur dengan kondisi yang ada. Abdullah Ibnu Mas’ud adalah pribadi yang jujur yang memegang amanah. Suatu saat ketika Nabi Muhammad dan sahabat Umar Ibnu Khotob dikejar oleh orang kafir quraish hingga kelelahan dan bertemu dengan Abdullah Ibnu Mas’ud ynag sedang menggembala kambing. Pada saat itu sahabat Umar Ibnu Khotob memohon kepada Abdullah Ibnu Mas’ud untuk meminta susu dari kambing yang masih mengeleuarkan susu untuk diberikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Namun Abdullah Ibnu Mas’ud tidak mengijinkan karena kambing yang digembalanya bukan miliknya melainkan punya majikannya. Namun, karena Nabi Muhammad SAW sudah merasa kelelahan maka tetap meminta kambing yang kurus dan atas ijin dari Allah SWT, maka kambing yang kurus tersebut kemudian dapat mengeluarkan air susu yang cukup banyak untuk diminum Nabi Muhammad, SAW dan Sahabat Umar Ibnu Khotob.

Tidak begitu lama dari kejadian tersebut, Abdullah Ibnu Mas’ud kemudian menemui Nabi Muhammad SAW dan menyatakan dirinya untuk menjadi orang Islam. Abdullah Ibnu Mas’ud termasuk generasi assabiqunal awwalun yaitu orang pertama yang masuk islam pada generasi para sahabat. Setelah masuk Islam Abdullah Ibnu Mas’ud menanyakan kepada Nabi Muhammad SAW tentang amalan yang paling dicintai Allah SWT. Menurut Baginda Nabi Muhammad SAW ada tiga amalan yang palin dicintai Allah SWT yaitu pertama sholat di awal waktu, kedua berbakti kepada kedua orang tua, dan ketiga jihad di jalan Allah SWT.

Ustdadz Asyharul Muala memberikan gambaran tentang sholat yang merupakan salah satu rukun islam. Sholat merupakan cara untuk mencegah perbuatan keji (fahsya) dan mungkar. Contoh dari fahsya   adalah perbuatan zina. Sholat sebagai salah satu rukun islam yang sangat fundamental setelah syahadat. Asyharul mengibaratkan jika suatu benda dipegang oleh 5 jari yang diibratkan sebagai agam islam, maka ketika seseorang karena kondisi tertentu belum bisa melaksanakan haji, zat dan puasa maka agama islam masih bisa tegak. Namun jika sholat sudah ditinggalkan maka agama islam sudah tidak kokoh lagi dan menjadi rapuh.

Sabtu (9/11/19) bertempat di kompleks Taman Kaliurang, dosen dan tenaga pendidikan (red. tendik) di lingkungan FMIPA UII mengadakan kegiatan outbond. Rombongan berangkat ke lokasi outbound dari pelataran FMIPA pada pukul 07.15 sampai dilokasi sekitar pukul 07.45 dan langsung dimulai kegiatan tersebut. Outbound diawali dengan sambutan Prof. Riyanto, Ph.D selaku dosen FMIPA. Dalam sambutannya Riyanto berharap kegiatan outbond dapat semakin memperkuat rasa kekeluargaan antara dosen dan tendik sehingga produktivitas dalam bekerja semakin meningkat. Bentuk peningkatan salah satunya adalah kedisiplinan terhadap waktu seperti kehadiran pada saat mulai bekerja maupun ketika koordinasi ataupun rapat-rapat yang diselenggarakan di Fakultas MIPA. “Sebenarnya keluarga FMIPA sampai saat ini sudah cukup harmonis dalam berinteraksi, tetapi kegiatan kali ini mudah-mudahan mampu meningkatkan rasa kebersamaan diantara keluarga besar FMIPA”, tutur Riyanto pada saat menyampaikan sambutannya.

Outbound kali ini sengaja mengambil lokasi di sekitar kawasan wisata kaliurang karena lokasi yang tidak jauh dengan kampus UII juga tempatnya yang nyaman karena udara yang sejuk di daerah pegunungan. Nilai atau manfaat yang dapat diambil selama kegiatan outbound pertama, melatih diri untuk berani terbuka dan mengakui setiap bentuk kesalahan yang diperbuat, kedua bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi, ketiga membangun ide atau kreatifitas berau dalam bekerja, keempat mentaati segala peraturan atau regulasi yang telah ditetapkan oleh organisasi, kelima selalu fokus terhadap pekerjaan yang dilakoninya. Olla Nina Karona sebagai salah satu peserta mengatakan bahwa outbound kali ini meskipun permainan yang diberikan cukup sederhana, namun dapat menunjukkan profil pribadi dari masing-masing peserta. “Terlihat dari peserta yang berani untuk menanggung akibat dari kesalahan yang diperbuatnya” ungkap Olla yang saat ini juga mengemban amanah sebagai Kepala urusan (red. Kaur) perkuliahan di FMIPA.

Kegiatan outbound tersebut merupakan rangkaian pelatihan peningkatan kapasitas diri bagi dosen dan tendik di FMIPA. Sebelumnya terlebih dahulu diadakan training baigi dosen dan tendik dengan narasumber Syafarudin Alwi yang merupakan mantan Ketua Pengurus Harian Yayasan Badan Wakag UII dan Imam Mujiono yang juga dosen UII sekaligus motivator internasional yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Oktober (Sabtu , 19/10/19).

Pada hari Kamis 7 November 2019 Fakultas MIPA UII melakukan penandatanganan kerjasama antara FMIPA dengan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Kerjasama tersebut diarahkan untuk implementasi dharma ketiga UII yaitu pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen dan tenaga kependidikan di Jurusan Kimia. Hadir pada acara tersebut adalah Dosen, tenaga kependidikan Jurusan Kimia dan Kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Tirtonirmolo. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan oleh Dekan FMIPA UII dengan memperkenalkan keunggulan yang ada di Jurusan Kimia diantaranya adalah Produksi Minyak Atsiri seperti minyak sereh. Proses pengambilan minyak atsiri berbeda dengan minyak goreng, dan harganya cukup mahal. “Minyak sereh beberapa waktu yang lalu harganya Rp. 450.000,00” ungkap Prof. Riyanto selaku Dekan FMIPA.
Riyanto menambahkan untuk memperoleh minyak atsiri seperti minyak cengkeh dapat dilakukan melalui proses destilasi. Pada saat pengambilan minyak atsiri dimungkinkan akan bercampur dengan air, namun secara sunatullah air dan minyak atsiri akan terpisah sehingga akan mudah diambil. Tidak hanya minyak sereh namun disekitar kita masih banyak bahan-bahan yang dapat diambil minyak atsirinya seperti sirih. Minyak atsiri sangat menjanjikan dengan harga yang sangat tinggi, sehingga de

ngan produksi minyak atsiri diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Potensi lain yang dapat dikembangkan untuk potensi minyak atsiri seperti cengkeh dan tanaman nilam.
Setelah Riyanto memberikan sambutan dialnjutkan dengan penandatanganan kerjasama antara Dekan FMIPA dengan Camat Kecamatan Kasihan Bantul. Hadir pada saat penandatangan kerjasama adalah Dr. Edy Widodo selaku Ketua Jurusan Statistika. Penandatangan tersebut dilakukan sebagai perpanjangan kerjasama yang telah berakhir pada tahun 2019 ini. Di akhir kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan minyak atsiri di pusat studi minyak atsiri atau Center of Essential Oil (CEOS) hingga pukul 12.00.

Dosen Jurusan Kimia FMIPA melakukan kunjungan ke SMA An Nuqayah Kabupaten Sumenep pada hari Sabtu tanggal 2 November 2019.  Pada kesempatan tersebut dikenalkan cara pembuatan atau produksi biodiesel dan minyak atsiri kepada guru dan siswa SMA An Nuqayah. Penjelasan tentang biofuel dan biodiesel disampaikan oleh Dr.  Tatang Shabur Juliyanto yang saat ini juga sedang mengemban amanah sebagai DIrektur Layanan Akademik (DLA) UII. Tatang menjelaskan bahwa proses transformasi biuofuel saat ini sudah masuk pada generasi kedua yaitu menggunakan bahan baku yang berasal dari non pangan. Generasi kedua ini menggunakan bahan biomassa ligoselulosa melalui proses hidrolisis dan fermentasi untuk menghasilkan etanol yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.  Adapun pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan memanfaatkan minyak jelantah (red. minyak yang sudah digunakan untuk menggoreng) yang direaksikan dengan NaOH atau KOH atau yang dikenal dengan proses esterifikasi.

Usai Tatang memaparkan tentang biodiesel dilanjutkan dengan penjelasan teknologi penyulingan oleh Nur Agus Priambodo (Nora) yang juga salah satu laboran di Jurusan Kimia. Nora mengenalkan teknik penyulingan minyak cengkeh dengan menggunakan bahab baku daun cengkeh kering. Menurut Nora keunggulan dari daun cengkeh kering dapat dihasilkan minyak cengkeh dengan kualitas yang lebih baik karena kadar airnya yang rendah. Selain itu juga pada umumnya daun cengkeh kering juga merupakan daun jatuh karena pohon dan hanya diajdikan sampah, sehingga pemanfaatan sampah daun kering juga merupakan satu keunggulan. Pada kesempatan tersebut Nora juga mempraktikkan bagaimana cara memperoleh minyak cengkeh dengan cara penyulingan.

Hadir pejabat di lingkungan Jurusan Kimia UII diantaranya adalah Prof. Dr. Is Fatimah sebagai Ketua Jurusan Kimia, Dr. Allwar, M.Sc. selaku Ketua Prodi Magister Kimia, Dr. Dwiarso Rubiyanto, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Ketua Prodi S1 Kimia. Prof. Riyanto, M.Si selaku dosen yang juga dosen di Jurusan Kimia menyerahkan secara bantuan alat penyulingan yang diterimakan langsung oleh Pengasuh Ponpes An Nuqayah Sumenep. Perwakilan dosen Prodi D3 Analisis Kimia yang turut menyaksikan penyerahan bantuan alat penyulingan adalah Thorikul Huda

Sabtu, 2 November 2019 bertempat di Aula SMAN 1 Pamekasan Pulau Madura Jawa Timur, Jurusan Kimia FMIPA UII mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut diawali dengan  dengan penandantanganan kerjasama antara FMIPA UII dengan Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Kabupaten Pamekasan. Penandatangan dilakukan oleh Dekan FMIPA UII dengan Ketua MGMP Kimia Kabupaten Pamekasan. Acara yang dilaksanakan mulai dari pukul 08.00 tersebut dibuka secara langsung oleh Slamet Goestiantoko, M.Si. selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Pamekasan . Dalam sambutannya Slamet Goestiantoko berharap agar guru-guru kimia dapat mengaplikasikan ilmunya yang akan disampaikan oleh dosen-dosen dari Jurusan Kimia FMIPA UII.

Selesai penandatanganan kerjasama selanjutnya disampaikan pelatihan untuk guru-guru kimia dengan materi pengenalan pendidikan kimia di perguruan tinggi, aplikasi pengajaran humanis dan rekreatif, dan metode pengambilan minyak atsiri. Menurut Prof. Riyanto strategi dalam menyampaikan materi kimia diawal perlu dikenalkan tentang aplikasi kimia terlebih dahulu sehingga siswa akan senang mengikuti pelajaran kimia. Contoh aplikasi ilmu kimia diantaranya adalah pemurnian kimia sehingga bangsa Indonesia tidak perlu lagi impor dari Negara lain. “Fakta saat ini Indonesia masih impor garam, padahal pulau Madura merupakan penghasil garam terbanyak di Indonesia”, ungkap Prof. Riyanto.  Factor utama yang menyebabkan Indonesia masih impor garam karena kualitas garam di Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas produksi garam-garam di Indonesia termasuk produksi garam di Madura, sehingga guru-guru kimia harus mampu mentransformasikan tentang pemurnian garam.

Selain itu juga Prof. Riyanto juga banyak mengenalkan fasilitas yang digunakan untuk praktikum maupun penelitian dosen dan mahasiswa di Jurusan Kimia FMIPA UII. Beberapa perlatan yang dikenalkan diantarannya adalah GC-MS, SEM-EDX, HPLC, FTIR, spektrofotometer UV-Vis, AAS dan lain-lain. Diakhir pengenalannya Prof. Riyanto menyampaikan metode penerimaan mahasiswa baru di Universitas Islam Indonesia. Materi kedua dan ketiga disampaikan oleh Dr. Dwiarso Rubiyanto dan Krisna Merdekawati, M.Pd yang masing-masing adalah Ketua Prodi S1 Kimia dan Prodi Pendidikan Kimia FMIPA UII.

Kegiatan audit mutu internal (AMI) seluruh unit pertanggungjawaban untuk pelaksanaan tahun akademik 2018/2019 di lingkungan Universitas Islam Indonesia dimulai pada minggu keempat bulan Oktober 2019. Khusus FMIPA UII dilaksakana selama dua hari yaitu pada tanggal 28 sampai 29 Oktober 2019 dengan acara pembukaan di Ruang Auditorium FMIPA. Hadir pada acara pembukaan adalah Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Ketu Program Studi dan Kepala Laboratorium yang ada di FMIPA UII dengan keseluruhan unit pertanggunjawaban di FMIPA UII sebanyak 37 unit.  Adapun auditor yang ditunjuk oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII sebanyak 24 orang dengan Lead Auditor adalah Dr. Sri Kusumadewi, ST., MT.

Pembukaan AMI tahun 2019 dibuka secara langsung oleh Prof. Riyanto selaku Dekan FMIPA UII. Pada kesempatan tersebut Riyanto menyampaikan bahwa kegiatan audit internal menjadi sangat penting bagi pengembangan unit. Melalui konsep PDCA (Plan Do Check Action), maka kegiatan audit merupakan bagian dari check atau evaluasi seluruh aktivitas yang dilakukan disetiap unit. Riyanto menambahkan, bahwa hasil kegiatan AMI dapat dijadikan rujukan untuk menyusun Rancangan Anggaran Kerja Tahunan (RKAT). “Temuan ketidaksesuaian pada saat AMI dapat ditindaklajuti dengan merancang program pada tahun-tahun mendatang”. Ungkap Riyanto pada saat memberikan sambutan pembukaan AMI 2019.

Usia sambutan Prof. Riyanto kemudian dilanjutkan penjelasan teknis kegiatan audit oleh Lead Audit. Sri Kusumadewi selaku Lead Auditor terlebih dahulu memperkenalkan seluruh auditor yang akan melaksanakan audit di FMIPA tahun 2019. Kesempatan tersebut juga digunakan oleh Sri Kusamadewi memaparkan konsep PPEPP (penetapan, pelaksanaan, evaluasi (pelaksanaan), pengendalian (pelaksanaan), dan peningkatan) dalam rangka penjaminan mutu seluruh unit pertanggungjawaban di lingkungan FMIPA.